Tenaga Pengajar Bahasa Sunda Minim

Selasa 22-10-2013,10:25 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

MAJALENGKA - Tenaga pengajar mata pelajaran Bahasa Sunda yang masuk dalam muatan lokal (mulok) di Kabupaten Majalengka dinilai masih minim. Hal tersebut terungkap dalam sosialisasi kurikulum baru dan workshop Basa Sunda, di Aula Dinas Pendidikan (Disdik) Majalengka, Senin (21/10). Kepala Dinas Pendidikan Drs H Sanwasi MM mengungkapkan, minimnya tenaga pengajar Bahasa Sunda tersebut terjadi pada semua jenjang sekolah, dari mulai tingkat SD hingga SMA/SMK. Meskipun ada, salah satu guru yang mengajar hanya ada di sekolah tertentu. Tidak menutup kemungkinan yang bersangkutan sesungguhnya merupakan guru untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sehingga, kemampuannya dalam mengajar Bahasa Sunda kurang maksimal. \"Untuk menyiasati minimnya jumlah guru Bahasa Sunda yang memiliki latar belakang pendidikan dari Bahasa Sunda, disdik terus mengupayakan berbagai hal yang salah satunya mengadakan workshop ini,\" ujarnya, usai membuka kegiatan tersebut. Menurutnya, hingga saat ini, tidak menutup kemungkinan terdapat sekolah tertentu yang tidak memiliki guru Bahasa Sunda yang memiliki kemampuan memadai. Ini bisa terjadi untuk semua jenjang dari mulai SD hingga SMA/SMK. “Tapi untuk angka pastinya berapa, kami sedang mencoba menginventarisir. Memang benar, Kalau ada anggapan bahwa di sekolah tertentu yang mengajar Bahasa Sunda adalah guru yang tidak memiliki basic memadai tentang Bahasa Sunda,\" ungkapnya. Sanwasi menegaskan, pihaknya akan memprioritaskan lowongan untuk guru mata pelajaran Bahasa Sunda jika ada rekrutmen CPNS di masa yang akan datang. Itu merupakan suatu bahan kajian bagi disdik untuk ke depannya dalam merekomendasikan guru Bahasa Sunda. Disdik juga sudah membuat kebijakan untuk dilakukannya workshop Bahasa Sunda yang melibatkan semua guru Bahasa Sunda di semua jenjang. Dalam kegiatan itu, pihaknya mengundang pembicara dari berbagai kampus yang dinilai representatif untuk memberikan materi kepada peserta workshop. “Seperti hari ini (kemarin, red) ada 110 guru Bahasa Sunda dari berbagai jenjang mengikuti workshsop Bahasa Sunda. Kami mengundang pembicara dari UPI Bandung. Nantinya kegiatan ini akan menjadi agenda rutinan. Sehingga, meskipun disiplin ilmu mereka bukan dari  Bahasa Sunda, namun bisa mengimplementasikan tugasnya secara optimal,” tandasnya. (ono)

Tags :
Kategori :

Terkait