KEMENTERIAN Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut, tren harga minyak dunia terus meningkat. Demikian halnya dengan Indonesia Crude Price (ICP) atau harga minyak mentah Indonesia.
Tren harga ini akan semakin meningkat setelah konflik terbaru Rusia dan Ukraina hari ini. Artinya, hal ini akan mengganggu perekonomian akibat dari kenaikan harga komoditas minyak.
“Hari ini sebagaimana diketahui, konflik Rusia dan Ukraina, dan terjadi di tengah pandemi Covid, semakin membuat tren harga minyak yang sudah meningkat, akan semakin meningkat,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agung Pribadi di Jakarta, dikutip Jumat (15/2).
Agung Pribadi menambahkan bahwa harga minyak hari ini makin melambung. Tren kenaikan harga, dan pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, terus menjadi perhatian pemerintah. Sebab sebagian minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM) Indonesia masih impor.
BACA JUGA:
· Arnold Putra Keturunan Cirebon, Bikin Tas dari Tulang Punggung Manusia
· <strong>Status Indra Kenz Bukan Tersangka, Tapi Masih….</strong>
ICP yang sejak awal pandemi atau April 2020 berada pada USD 20 per barel, kini meningkat lebih dari 4 kali lipat hingga mencapai USD 85,9 per barel per Januari 2022. Di sisi lain, asumsi ICP dalam APBN 2022 hanya sebesar USD 63 per barel.
Pada September di posisi USD 72,2 per barel, Oktober USD 81,8 per barel, November USD 80,1 per barel, Desember USD 73,4 per barel, dan pada Januari 2022 sebesar USD 85,9 per barel.
“Harga minyak Brent hari ini sudah tembus di atas USD 100 per barel. Di sisi lain asumsi ICP dalam APBN 2022 hanya USD 63 per barel. Ini terus kami monitor dan perlu menjadi perhatian semua pihak,” tuturnya.
Berita berlanjut di halaman berikutnya:
BACA JUGA:
· Anies Baswedan dan Ridwan Kamil Makan Bubur Bareng: Geura Duet Capres Sareng Cawapres
· 9 Capres Diajukan PSI, Tapi Tidak Ada Anies Baswedan dan Giring