DJI kini telah menjadi perusahaan drone terbesar di dunia –Anda sudah tahu. Lebih 70 persen pasar drone dikuasai oleh DJI –pun di Amerika.
Begitu banyak perusahaan drone di dunia tapi tidak ada yang punya pangsa pasar melebihi 4 persen.
Anda tidak perlu mengingat kepanjangan nama DJI itu. Terlalu sulit. Diambil dari bahasa Mandarin. Artinya pun –daerah rintisan besar inovasi– untuk apa diingat.
D-nya dari Da (baca: ta) yang artinya besar. Jiang –banyak sekali huruf Mandarin yang bunyinya jiang–tapi pilihlah tulisan yang bentuknya begini: 疆yang artinya area baru. Sedang I-nya diambil dari bahasa Inggris inovasi.
Anda sudah tahu siapa pendirinya: Frank Wang. Kelahiran Hangzhou –kota yang juga melahirkan Jack Ma pendiri Alibaba. Ia lahir tahun 1980 dengan nilai rapor biasa-biasa saja di sekolahnya.
Kepintarannya di matematika membuat Wang disekolahkan di Hong Kong. Yakni di Hong Kong University of Science and Technology. Ia mendalami ilmu teknologi penerbangan. Sampai master.
Sebagai mahasiswa, Wang –nama Mandarinnya: Wang Tao– membuat control helikopter. Sebelum lulus Wang membuat prototipe helikopter di asramanya.
Wang sebenarnya tidak disukai teman-temannya. Ia punya sikap kasar, sangat disiplin, dan segala sesuatunya harus sempurna.
Wang lantas mendapat pinjaman dari teman keluarganya: membangun usaha kecil di Shenzhen –hanya sepelemparan roket dari Hong Kong (terima kasih, pembaca Disway telah melarang saya menggunakan kalimat sepelemparan batu di zaman perang di Ukraina ini).
Drone telah menjadi bintang di perang Ukraina. Sampai-sampai Presiden Tsai Ing-wen kemarin mengunjungi satu lembaga riset senjata di bagian selatan Taiwan.
Dia minta agar drone dikembangkan besar-besaran di Taiwan. Sebagai alat pertahanan. Untuk melawan Tiongkok nanti –kalau Taiwan diserang. Tentu itu telat sekali –mungkin lebih baik telat daripada telat sekali.
Tiongkok adalah negara drone. Pun untuk mengawasi siapa yang tidak pakai masker: pakai drone –di zaman Covid ini.
Sukses Tiongkok mengendalikan Xinjiang –provinsi dengan penduduk Islam terbesar– juga pakai jasa drone. Apalagi di dunia pertanian –mulai dari pemupukan sampai memonitor pertumbuhan tanaman.
Meski fenomena drone terlihat belum lama, kata drone sendiri sudah dipakai sejak tahun 1935. Yakni ketika Abraham Karem menemukannya.
Abraham lahir di Baghdad, Iraq. Waktu remaja ia pindah ke Israel –ia keturunan Yahudi. Ia sekolah di Israel sampai lulus universitas. Ia mengambil mata kuliah teknologi penerbangan –sesuai dengan hobinya sejak kecil.
Maka Abraham Karem disepakati sebagai \'\'Bapak Drone\'\'. Ia masih hidup. Kini tinggal di Amerika Serikat.