Mendampingi Anak Autism Spectrum Disorder Melewati Pubertas

Selasa 05-04-2022,15:30 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

Radarcirebon.com - Buah hati sudah hampir memasuki masa remaja dan mengalami pubertas. Parents mungkin berpikir masa pubertas jadi momen misterius si anak. Namun, mereka juga mengalami kesulitan dalam penyesuaian, lho. Apalagi bagi anak dengan autism spectrum disorder (ASD) yang tak suka perubahan.

Anak dengan ASD membutuhkan keteraturan dalam kegiatan sehari-harinya. Maka, adanya perubahan saat pubertas menuntut mereka untuk beradaptasi. ’’Oleh karena itu, prosesnya bisa lebih lama dan tidak mudah. Orang tua harus mampu mendampingi,” ucap Jessica C. Widhigdo SPsi MPsi, psikolog.

Dalam tubuh remaja, perubahan produksi hormon memberikan dampak besar. Pada laki-laki, produksi hormon testosteron meningkat. ’’Jadi, beberapa ciri umum yang terlihat adalah suaranya makin berat dan besar, mulai mimpi basah, hingga muncul bulu rambut yang lebih lebat,’’ jelas Dr Hudi Winarso dr MKes SpAnd(K). Pada perempuan, produksi hormon estrogen dan testosteron sama-sama meningkat. Dampaknya, pertumbuhan di dada, tumbuhnya bulu, dan munculnya siklus menstruasi.

Bukan hanya perubahan fisik, perubahan emosional juga dialami remaja. Hormon yang dihasilkan bisa memengaruhi mood hingga ketertarikan seksual. Pubertas pada perempuan biasanya dialami pada usia 8–13 tahun. Sementara itu, pada laki-laki, terjadi di usia 10–15 tahun.

BACA JUGA:

’’Secara fisik, memang perkembangan di masa pubertas pada anak tanpa ASD dan anak dengan ASD sama saja. Yang membedakan, adaptasi anak dengan ASD akan lebih panjang,’’ tutur Jessica dalam webinar Pubertas pada Anak dengan Autisme, Bagaimana Mendampinginya? yang diadakan Center of Marriages and Families Universitas Ciputra.

Sebelum memasuki pubertas, parents harus menyiapkan diri dalam tiga aspek. Pertama, persiapan psikologis untuk membawa anak kecil menjadi remaja seutuhnya. Orang tua harus bisa memberikan kesempatan anak untuk ikut belajar memutuskan. ’’Yang dulu bajunya dipilihkan, sekarang tidak lagi. Remaja bakal mulai punya sense untuk penampilan mereka sendiri,’’ papar perempuan berkacamata itu.

2

Kedua, parents juga harus tetap belajar dan terbuka terhadap ilmu baru. Masa pubertas yang dialami tiap anak ASD tak mungkin sama. Oleh karena itu, pendampingan dan terapi yang diberikan tak bisa terpaku hanya dengan satu teori. ’’Jadi, harus dilakukan case-by-case. Kita harus tahu kondisi anak seperti apa untuk mendampingi dengan baik,’’ imbuh dosen Fakultas Psikologi Universitas Ciputra tersebut.

Berita berlanjut di halaman berikutnya:

BACA JUGA:

Tags :
Kategori :

Terkait