Lebaran Lesung

Senin 02-05-2022,08:00 WIB
Reporter : Yuda Sanjaya
Editor : Yuda Sanjaya

Perjalanan kemarin sangat mulus: hanya 5 jam. Hanya tiga kali tertahan truk keong. Mungkin sudah banyak sopir truk yang libur. Mungkin juga kami berangkat sangat pagi: habis Subuh. Pukul 10.00 sudah tiba di Banyuwangi.

Terlalu pagi.

Belum bisa masuk hotel.

Saya pun ingat Pak Iwan. Ia ahli racikan kopi. Ia ahli budaya suku Osing. Ia punya kafe unik. Yang dilengkapi benda-benda budaya Banyuwangi.

\"Kafe Pak Iwan buka?\" tanya saya lewat telepon.

\"Tutup Pak. Karyawan libur Lebaran. Saya sendiri lagi di Bali,\" jawabnya.

\"没问题 谢谢你,\" tulis saya. Saya bisa memaklumi keadaan itu.

Kami pun bawa cucu-cucu ke pantai Boom. Bisa naik kuda di pantai. Sambil menatap pulau Bali dari arah pantai Banyuwangi.

Tiba-tiba telepon saya menyala. Ada pesan masuk dari Pak Iwan.

\"Kami sudah buka kafenya. Ada dua petugas yang bisa menyambut keluarga Pak Dahlan,\" katanya.

Ups... Luar biasa.

\"Kebetulan kami semua berpuasa. Tidak usah disiapkan makan minum,\" kata saya, seraya minta maaf telah merepotkannya.

Maka kami pun menuju kafe \"Sanggar Genjah Arum\" milik Iwan. Lokasinya 9 km dari pantai. Ke arah Gunung Ijen.

Genjah Arum berada di kampung suku Osing. Cucu-cucu bertanya apa itu Osing. Kesempatan bagi kami untuk menjelaskan soal Osing ke generasi baru.

Memasuki Sanggar Genjah Arum mirip masuk ke banjar di Bali. Tujuh bangunan terbuka ada di dalamnya. Dengan arsitektur lokal. Tertata rapi. Indah. Berseni. Banyak yang bisa dilihat di situ.

Saya mengajak cucu-cucu ke bagian pemrosesan beras di masa lalu. Di masa saya remaja.

Tags :
Kategori :

Terkait