Wisata Majalengka Butuh Penanganan Serius

Kamis 14-11-2013,14:30 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

MAJALENGKA-Banyaknya objek wisata di Kabupaten Majalengka tampaknya belum dijadikan salah satu potensi untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pasalnya, beberapa objek wisata yang cukup potensial untuk menarik pemasukan dari pengunjung, sampai saat ini belum mendapat penanganan serius dari pemerintah daerah yang seharusnya dapat menyediakan berbagai sarana pendukungnya. Salah seorang pengelola Objek Wisata (OW) Sirkuit Gagaraji Terpadu Desa Pangkalanpari Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Majalengka, Abdul Hadianto mengatakan, pemerintah daerah masih setengah hati dalam merespons keberadaan objek wisata yang ada di Majalengka. Hal itu terlihat dari perkembangan wisata di Kota Angin yang dari waktu ke waktu tidak ada perubahan sehingga jauh ketinggalan dari daerah lain seperti halnya Kabupaten Kuningan. \"Saya sebagai pengelola salah satu objek wisata yakni Sirkuit Gagaraji Terpadu sangat merasakan tidak adanya perhatian pemerintah terhadap pengembangan objek wisata yang ada di Majalengka ini. Seharusnya ketika ada swasta yang mau mengembangkan usaha di bidang pariwisata didukung oleh pemerintah dengan cara menyediakan sarana pendukungnya yang memadai seperti halnya jalan akses yang baik dan memadai serta memfasilitasi sektor lainnya yang bisa menunjang seperti usaha rumah makan dan hotel,\" jelas Abdul Hadianto yang juga Kepala Desa Pangkalanpari kepada Radar, Rabu (13/11). Dikatakan pria yang akrab disapa Kuwu Dul ini, sejak tahun 2001 hingga 2011 dirinya pernah menjabat sebagai Ketua Masyarakat Pariwisata Indonesia (MPI) Kabupaten Majalengka. Terkait hal itu dirinya mengetahui betul potensi pariwisata yang ada di wilayah Majalengka, mulai dari objek wisata alam Curug Cipeuteuy, Curug Muara Jaya, Bumi Alam Hejo, OW Prabu Siliwangi dan objek wisata olahraga seperti Sirkuit Gagaraji Terpadu dan Terjun Payung Sidamukti. Dari beberapa OW yang ada tersebut kata Kuwu Dul, permasalahan utama yang menjadi kendala bagi para pengunjung untuk datang ke lokasi adalah jalan akses yang sempit dan sarana penunjang yang sangat minim.  \"Untuk mengembangkan usaha pariwisata ini dibutuhkan sebuah keberanian dan desain yang betul-betul teruji dari para pemegang kebijakan. Sebab, tanpa itu semua potensi yang besar pada industri wisata tidak akan berarti apa-apa dan tidak akan berkembang seperti yang terjadi saat ini,\" paparnya. Sementara itu salah seorang pemerhati Kabupaten Majalengka, Agus Yadi Ismail MSi mengatakan, Kabupaten Majalengka sebenarnya saat ini mulai menjadi magnet bagi para pengusaha dari luar. Hal itu terkait dengan dibangunnya Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Tol Cisundawu dan Tol Cikampek-Palimanan yang melintasi Kabupaten Majalengka. \"Berbicara bandara dan jalan tol yang merupakan pintu masuk dan keluar orang-orang dari berbagai daerah, tentunya saat mereka datang ke Majalengka tidak lepas dari tujuan bisnis dan berwisata. Berkaitan hal itu, sudah seharusnya Majalengka dapat menangkap peluang tersebut untuk dijadikan sebagai sarana meraih keuntungan baik dari sisi PAD maupun pembukaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat,\" jelas pria yang kini berprofesi sebagai dosen tersebut. Menurutnya, banyak hal yang saat ini harus dilakukan Kabupaten Majalengka untuk menyongsong pembangunan BIJB yang saat ini sudah dimulai. Hadirnya industri pariwisata seperti berdirinya hotel-hotel berbintang dan rumah makan merupakan salahsatu hal yang harus segera diusahakan di Majalengka dengan cara memudahkan investor untuk masuk dan menginvestasikan dananta di Kota Angin. \"Instansi yang secara langsung menangan masalah penanaman modal dan perizinan seharusnya dapat memasarkan konsep-konsepnya agar banyak investor yang tertarik dan mau masuk ke Majalengka. Demikian juga soal perizinannya, seharunyalah diberikan keleluasaan dan kemudahan dalam berinvestasi,\" tandasnya. (eko)

Tags :
Kategori :

Terkait