Buruh PT LGI Mogok Kerja

Jumat 15-11-2013,14:47 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

MAJALENGKA - Ratusan buruh PT Leetex Garment Indonesia (LGI) di Blok Pajagan, Rt 01 Rw 01 Desa Sinarjati Kecamatan Kasokandel, menggelar aksi mogok kerja, Kamis (14/11). Aksi tersebut berlangsung sekitar enam jam lamanya para karyawan memilih untuk berada di luar perusahaan. Para pekerja menilai perusahaan memberikan upah sangat kecil, jauh berbeda dari perusahaan lain. Pasalnya, di pabrik yang berlokasi tidak jauh dari perusahaan tetangga upahnya sudah mencapai Rp1,2 juta per bulan. “Masa di pabrik yang satunya sudah di atas Rp1 juta, di sini (PT Leetex) hanya Rp850 ribu. Bonus produksi atau upah lembur juga hanya dibayar Rp7 ribu per satu jamnya. Selain itu uang makan hanya Rp3 ribu serta transport hanya Rp1.000 tidak dihitung jarak domisili pekerja meskipun jauh,” ungkap salah satu pekerja Lia Nurlianti, kepada sejumlah wartawan. Senada diungkapkan Neng Susi yang meminta kepada perusahaan untuk menyepakati tuntutan ratusan buruh tersebut. Hal itu dirasa tidak sama dengan beberapa perusahaan garmen lain. Ia mengaku ikut serta dalam aksi tersebut karena solidaritas kaum buruh yang prihatin dengan upah yang diterima tidak layak. Sekitar pukul 12.30 WIB, para buruh tersebut terpaksa diberikan pengarahan dari beberapa petugas satuan pengamanan (satpam). Ratusan karyawan pun berhasil dibujuk untuk kembali memasuki area pabrik kemudian diberikan arahan melalui musyawarah. Saat dikonfirmasi, HRD Wildan melalui ketua unit kerja SPSI PT LGI Asep Odin mengklaim jika keinginan ratusan buruh yang menggelar aksi mogok tersebut bukan pemicu kenaikan upah melainkan ingin mengetahui mekanisme di tetapkannya Upah Minimum Kabupaten (UMK) di Majalengka. Pihaknya mengaku jika mekanisme itu sudah disosialisasikan berdasarkan undang-undang ketenagakerjaan. Hanya saja, ia mengakui jika salah satu divisi itu masih belum tersosialisasikan oleh serikat pekerja. “Rencananya hari ini (kemarin, red) kami menggelar sosialisasi itu. Tapi keburu pada mogok dulu. Ratusan pekerja yang berada di divisi Suiter tercatat sekitar 250 orang itu memang belum kami berikan pemahaman tentang mekanisme kenaikan UMK di Majalengka. Akhirnya setelah diberikan pemahaman mereka mengerti dan direncanakan besok (hari ini, red) bakal bisa kembali kerja dengan seperti biasanya,” katanya. Wildan menambahkan, adanya aksi tersebut menurutnya akibat dampak dari maraknya SMS beredar dalam beberapa hari terakhir. Pesan yang berisi tentang ajakan untuk mogok kerja itu masuk ke HP kalangan buruh begitu pun pada jajaran elit perusahaan. Dirinya mengaku mendapatkan SMS yang berisi ajakan mogok tersebut sejak Rabu (13/10) malam. Sebelumnya, pesan singkat serupa juga diterima beberapa rekannya yang ada di jajaran pengurus perusahaan “Alhasil akibat adanya pengaruh dari luar ini (SMS) yang beredar ajakan untuk mogok dari nomor tidak dikenal jelas berdampak dengan menggangu stabilitas di dalam. Tapi saat dikonfirmasi tidak dijawab padahal nomor itu aktif,” bebernya sambil menunjukkan bukti pesan itu. Dijelaskan Wildan, dari beberapa rekannya yang menerima SMS tersebut, diketahui nomor yang digunakan berbeda-beda. Namun, isi dari SMS tersebut sama persis dengan yang diterima oleh dirinya. “Redaksi sama tapi nomornya berbeda. Saya sendiri mendapatkan pesan dari nomor 081313923010. Jelas ini berdampak dengan hal tadi bahwa sebagian karyawan mogok. Tapi ketika kami lakukan pembicaraan bersama petugas dari dinsosnakertrans, mereka mengaku hanya ingin mengetahui bagaimana UMK itu ada, mekanismenya seperti apa,” paparnya. Pihak perusahaan belum berencana untuk menempuh jalur hukum terkait SMS yang berisi ajakan mogok itu. Hanya saja, pihaknya mengimbau agar seluruh karyawan untuk tetap berhati-hati dan tidak mengindahkan SMS yang berkaitan kontra produktif itu. Namun, jika akhirnya terus berdampak negatif, pihaknya tidak segan-segan akan melaporkan peristiwa tersebut kepada pihak berwajib untuk segera mengusutnya. Di tempat yang sama, Kabid Hubungan Industrial, Syarat dan Pengawasan Ketenagakerjaan Dinsosnakertrans Kabupaten Majalengka, Yati Sumiyati membenarkan kalau aksi yang dilakukan ratusan pekerja di PT LGI sebagai salah satu dampak dari beredarnya SMS itu. Pihaknya mengaku prihatin dengan beredarnya pesan tidak baik tersebut. “Diharapkan seluruh karyawan tidak terpancing dengan adanya SMS itu. Kalau memang tidak ada masalah di perusahaan itu sendiri, kenapa harus mengikuti isi pesan tersebut. Saya akan berkoordinasi dengan pimpinan dulu menyikapi adanya SMS itu,” tambahnya. Sementara itu, dalam isi pesan yang ditunjukkan oleh pihak perusahaan PT LGI tersebut yakni “Demi memperjuangkan gaji kita, besok harap mogok kerja biar pabrik tau tanpa karyawan, ga akan maju. Sebarkan SMS ini harap KOMPAK kan”. Tulis pesan tersebut. (ono)

Tags :
Kategori :

Terkait