Pertahankan Olahraga Tradisional

Selasa 19-11-2013,13:26 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

LEMAHWUNGKUK– Dalam rangkaian HUT ke-644 Kota Cirebon, Dinas Pemuda Kebudayaan dan Pariwisata (Disporbudpar) Kota Cirebon menggelar Festival Olahraga Tradisional Tingkat Pelajar se-Kota Cirebon. Langkah ini dilakukan untuk mempertahankan olahraga tradisional Cirebon yang mulai tergerus era modernisasi zaman. Wali Kota Cirebon Drs H Ano Sutrisno MM mengatakan, lomba olahraga tradisional memiliki banyak tujuan. Salah satunya, melestarikan budaya Cirebon yang hampir mulai ditinggalkan generasi mudah khususnya. Jika saat Ano masih muda sekitar tahun 1980-an dulu, olahraga seperti balap bakiak, egrang, dan sejenisnya, masih begitu banyak dilakukan masyarakat Kota Cirebon dalam saat-saat tertentu. “Dulu waktu saya pertama kali di Cirebon tahun 1980-an, olahraga tradisional masih marak. Lambat laun mulai pudar,” ujarnya kepada Radar, Senin (18/11). Karena itu, saat disodori proposal kegiatan lomba olahraga tradisional dalam rangkaian HUT ke-644 Kota Cirebon, Ano langsung menyetujui dan sangat mendukung. Selain itu, Ano menekankan pentingnya pengembangan olahraga tradisional. “Jangan sampai hilang, karena itu salah satu identitas Kota Cirebon,” pesannya. Tidak hanya memberikan apresiasi untuk panitia penyelenggara dari unsur pemerintah, wali kota 2013-2018 itu, memberikan penghargaan kepada Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Formi) Kota Cirebon. Sebab, sinergitas yang dibangun antara disprobudpar dengan Formi, kegiatan lomba olahraga tradisional dapat berjalan dengan semarak dan lancar. “Di acara olahraga tradisional, tidak hanya untuk pelajar saja. Orang dewasa hingga pejabat ikut bersuka cita. Sekaligus mengenang masa kecil,” ujarnya dengan senyum ceria. Bahkan, Ano menceritakan bahwa dirinya sudah terbiasa memainkan egrang sejak kecil. Hal itu tetap dijaga hingga saat ini. Menurutnya, olahraga tradisional memiliki banyak manfaat. Selain menyehatkan dan menyenangkan, juga mengandung makna yang tersirat dalam setiap permainannya. Oleh karena itu, cabang olahraga tradisional sangat baik dikenalkan kepada generasi muda. “Ada filosofi hidup dibalik kesederhanaan olahraga tradisional,” terangnya. Keseimbangan hidup, kerjasama dengan orang lain, disiplin serta fokus, menjadi landasan filosofi yang terkandung dalam olahraga tradisional. Ke depan, diharapkan olahraga tradisional tetap digelar dalam setiap perhelatan HUT Kota Cirebon. Sementara, Kepala Disporbudpar Kota Cirebon Drs H Hayat MSi mengatakan, tujuan pelaksanaan festival olahraga tradisional tersebut agar masyarakat Kota Cirebon berpartisipasi dalam festival olahraga rekreasi, demi mengembangkan dan melestarikan olahraga tradisional. Kegiatan digelar selama dua hari, Senin-Selasa (18-19/11). “Lokasi kegiatan berpusat di Lapangan Kebumen. Ada tiga olahraga tradisional yang dilombakan, yaitu egrang, bakiak dan fresbe,” terangnya. Peserta berasal dari pelajar SD hingga mahasiswa dan masyarakat umum. Ke depan, disporbudpar bersama Formi akan mengembangkan dan melombakan olahraga tradisional lainnya selain tiga olahraga tersebut. Selain Wali Kota Cirebon Drs H Ano Sutrisno MM, tampak hadir dalam pembukaan festival olahraga tradisional itu Ketua DPRD Kota Cirebon HP Yuliarso BAE, Kepala Disporbudpar Drs H Hayat MSi, Ketua Umum Formi Kota Cirebon dr H M Edial Sanif Sp Jp FIHA, dan beberapa pejabat pemkot terkait lainnya. (ysf)  

Tags :
Kategori :

Terkait