Petani selalu tidak ada pilihan: terpaksa menerima. Membawa kembali sawit itu hanya akan menambah sampah yang harus dibuang.
\"Kita ini betul-betul penny wise, pound foolish,\" kata Tini.
Tunggu.
Pemerintah sudah berniat memperbaiki semua itu. Sudah ada program yang disebut percepatan ekspor. Setelah melarang, kini mempercepat. Dampak pelarangan itu begitu cepat. Dampak percepatan itu begitu lambat.
Dua jalur percepatan tadi menemukan realitas baru: harga internasional yang turun. Impor India menurun 10 persen. Mungkin kecewa pasokan tersendat akibat larangan ekspor dulu. Ia pindah ke sumber lain. Misalnya minyak kedelai. Atau jagung. Atau bunga matahari.
Atau mencari CPO ke negara lain.
Malaysia sudah kembali menerima TKI sawit dari Indonesia. Dalam jumlah besar. Untuk menaikkan produksi.
Perang di Ukraina memang masih seru. Mungkin baru reda setelah Presiden Jokowi ke Rusia. Siapa tahu: yang datang ini Ketua G-20.
Tapi harga minyak kedelai di Amerika memang sudah turun. Sampai 3 persen. Jangan-jangan sudah mulai resesi. Dan itu bisa jadi pukulan ketiga bagi eksporter. (*)
Komentar Pilihan Disway*
Edisi 26 Juni 2022: Merdeka Huey
DeniK
Kadang di tulis logan Kadang di tulis lagon Jangan bingung jangan bimbang ini hanya tulisan.
Sadewa Sadewa
Naik kendaraan umum ke Jakarta Biar nyaman, beli minyak Tjap Kapak Sang ketum teriak teriak Merdeka Tetapi banyak yg jawab tidak kompak Tanya kenapa ? Heli Huey terbang tinggi jauh Kemudian jatuh ditanah warga Biarkan yg jawab para kyai sepuh Mungkin Merdeka sejatinya bebas dari nafsu untuk terus berkuasa
Ronie Ernanto