Radarcirebon.com, MAJALENGKA - Dela (3) adalah seorang balita deari Desa Burujul Kulon, Kabupaten Majalengka, yang menjadi korban selamat kecelakaan mobil masuk jurang di Kabupaten Ciamis.
Korban kecelakaan mobil masuk jurang di Kabupaten Ciamis tersebut, 8 orang meninggal dunia dan 9 lainnya selamat. Salah satunya seorang balita.
Kisah Dela yang menjadi korban selamat dari kecelakaan mobil masuk jurang sedalam 30 meter di Kabupaten Ciamis itu, seperti keajaiban. Dia nyaris tidak menderita luka bahkan lecet sekalipun.
Dalam perjalanan untuk menghadiri acara khitanan di Kecamatan Panjalu itu, Dela dibawa oleh kakak dan ibunya menumpang mobil pikap yang berangkat, Senin, 8, Agustus 2022.
BACA JUGA:Korban Mobil Masuk Jurang di Ciamis, dari Majalengka 17 Orang Naik Mobil Pikap untuk Acara Khitanan
BACA JUGA:Motif Pembunuh Brigadir J, Mahfud MD: Hanya Boleh Didengar Orang Dewasa, Telurnya Pecah
Meski selamat, Dela harus kehilangan kakaknya yakni Akbar (9) yang meninggal dunia. Sementara ibunya, Lela (40) masih dirawat di RSUD Ciamis.
Kakek korban, Sarwa (71) mengungkapkan, Dela tiba Senin sore, bersama rombongan yang membawa jenazah. Cucunya itu, tidak berhenti menangis karena shock setelah kecelakaan.
Namun yang membuat ia kaget, cucunya itu tidak terdapat luka sedikit pun meski saat itu kondisinya terus menangis.
"Alhamdulillah, Dela kemarin sudah pulang. Kondisinya itu yang saya kaget, baik tidak ada luka sedikit pun," ujar Sarwa kepada wartawan.
BACA JUGA:Tampilan Mengusung Generasi Pertama, Honda ST125 Dax Siap Meluncur
BACA JUGA:Kalah 2 Kali Berturut-Turut, Ridwan Kamil Sampaikan Pesan ini ke Pelatih Persib Bandung
Dari 17 penumpang yang terlibat kecelakaan itu, kondisi Dela dianggap yang paling baik. Sarwa sendiri, mendapatkan informasi anak dan cucunya terlibat dalam kecelakaan tersebut dari cucu yang tidak ikut dalam perjalanan.
Saat itu, ia sedang bekerja di Desa Ranji Kulon dan dijemput untuk segera pulang. "Saya dapat informasi dari cucu yang tidak ikut ke sana. Cucu ini anaknya dari Lela tapi beda bapak. Saat itu saya sedang kerja di Ranji," katanya.
Awalnya, sambung kakek berusia 71 itu, ia tidak mempercayai dengan peristiwa yang menimpa anak dan cucunya. Namun, setelah ia mendengar sendiri informasi itu dari perangkat desa setempat, ia baru mempercayainya dan sempat kaget.