KANDANGHAUR - Normalisasi sungai Cilalanang dinilai masih belum bisa menyelesaikan persoalan kekeringan dan banjir di sejumlah desa di Kecamatan Kandanghaur. Hingga saat ini, ratusan hektar sawah di wilayah tersebut, ketika masa tanam gadu masih kekeringan. Hal tersebut diungkapkan Kepala Desa Bulak, Kecamatan Kandanghaur, Sunardi kepada Radar, Kamis (28/11). Dikatakannya, normalisasi Cilalanang hanya memberikan solusi terhadap sebagian desa. Namun, untuk dua desa, yakni Bulak dan Ilir hanya sebagian kecilnya saja. “Dari luas 500 hektare areal persawahan yang ada di desa kami, sekitar 200 hektar yang dibantu. Itu setelah sungai Cilalanang dinormalisasi. Sedangkan seluas 300 hektarnya masih belum mendapatkan suplai air secara optimal. Itu terjadi ketika musim sadon (gadu red),” ujarnya. Untuk menanggulanginya, lanjt Sunardi, Kali Buyut Kasur, yakni salah satu saluran pembuangan sungai Cilalanang harus dilakukan normalisasi. Kali tersebut telah mengalami pendangkalan, sehingga tidak bisa maksimal menampung air atau menyuplai ke areal persawahan di tiga desa tersebut. “Tentunya, dengan terjadinya pendangkalan pada kali tersebut, ketika musim hujan, di areal persawahan itu termasuk pemukiman penduduk di dekat Kali Buyut Kasur kebanjiran. Oleh karenanya, kali tersebut perlu segera dinormalisi, agar persoalan kekeringan dan banjir bisa diatasi,” imbuh Sunardi. Di tempat terpisah, Kuwu Ilir, Sahudi mengatakan, luas areal persawahan yang mengandalkan air dari kali Buyut Kasur sekitar 350 hektar. Pihaknya juga berharap dilakukan normalisasi secara keseluruhan. “Karena, Kali Buyut Kasur yang melintasi desa kami sekarang sedang dinormalisasi yang anggarannya dibiayai oleh pemdes dan hasil swadaya masyarakat. Namun itu hanya sebelahnya saja. Kami berharap sisanya dibantu oleh pemerintah,” harap Sahudi. (kom)
Kali Buyut Kasur Perlu Dinormalisasi
Jumat 29-11-2013,11:01 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :