Radarcirebon.com, KUNINGAN – Puluhan ikan dewa mati di Objek Wisata Cibulan, Desa Manis Kidul, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan sejak kemarin, Selasa, 30, Agustus 2022.
Penyebab ikan dewa di Objek Wisata Cibulan tersebut mati, masih dilakukan penelitian lebih lanjut di laboratirium. Sebab, bari kali ini jumlahnya sampai 20 dan di waktu bersamaan.
Di tengah terjadinya puluhan ikan dewa yang mati di Cibulan, prosesi pemakaman yang menggunakan kain kafan turut menarik perhatian.
Terkait hal ini, Kuwu Desa Manis Kidul, Sudirman menjelaskan, bahwa hal itu adalah perlakuan dari masyarakat setempat dan menjaga bentuk-bentuk kearifan lokal.
BACA JUGA:Anthony Ginting Mundur dari Japan Open 2022, Begini Penjelasan Dokter PBSI
BACA JUGA:Kecelakaan Truk di Kranji Bekasi Hari Ini, Nabrak Tiang Pemancar, Halte dan Anak-anak Sekolah
“Karena perlakuannya dari dulu memang begitu. Karena ini ikan warisan leluhur yang memiliki nilai sejarah tersendiri,” kata Sudirman, kepada radarcirebon.com, Rabu, 31, Agustus 2022.
Dijelaskan dia, puluhan ikan yang mati tersebut dimakamkan masal dengan menggunakan kain kafan di area dekat kolam. Perlakuan demikian, memang lazim dilakukan masyarakat setempat.
“Kalau masalah ikan mati dari dulu juga ada. Tapi baru kali ini ada yang mati sampai 20 di satu waktu. Makanya ini masih dikaji,” tutur dia.
Menurut dia, ada banyak kemungkinan yang menjadi penyebab ikan dewa di Cibulan mati. Karenanya, salah satu ikan telah dibawa ke laboratorium di Kota Cirebon untuk diteliti.
BACA JUGA:Guru ASN dan Honorer Ada Kabar Baik, Tak Perlu Lagi Antre PPG, Ini Kebijakan Mas Menteri
BACA JUGA:Kredit Macet BPR Karya Remaja Indramayu Rp150 Milar, Bupati Nina Minta Dirut Tanggung Jawab
“Ada sampel ikan yang dicek ke lab. Makanya saya belum bisa menjawab penyebab kematiannya. Apakah akibat air terkontaminasi oleh virus atau racun,” katanya.
Karena itu, pihaknya berharap kepada masyarakat agar tidak mudah memberikan opini yang belum jelas. Lebih baik menunggu hasil dari pemeriksaan di laboratorium.
“Apapun yang terjadi, dari pemerintah desa telah mempercayakan ke pihak pengelola berusaha mencari solusinya,” tutur dia.