Radarcirebon.com, JAKARTA - Menko Polhukam, Mahfud MD menyoroti tragedi di Stadiun Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Mahfud MD menyebutkan, tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang, bukan bentrok antar suporter. Tetapi para korban meninggal karena sesak nafas dan terinjak.
Ditegaskan Mahfud MD, tidak ada suporter Persebaya Surabaya di lokasi. Sebab, memang tidak diperbolehkan untuk menonton.
"Perlu saya tegaskan bahwa tragedi Kanjuruhan itu bukan bentrok antarsuporter Persebaya dengan Arema. Sebab pada pertandingan itu suporter Persebaya tidak boleh ikut menonton," kata Mahfud.
BACA JUGA:Dugaan Penyebab Banyak Korban Meninggal Dunia di Stadion Kanjuruhan Malang
BACA JUGA:Pertandingan Persib vs Persija Hari Ini Kemungkinan Ditunda, PSSI Liburkan Liga 1 Satu Minggu
Menurut Menko Polhukam, korban yang meninggal dunia juga luka, kebanyakan karena berdesakan, saling himpit dan terinjak-injak. Juga ada yang sesak nafas.
"Tidak ada korban pemukulan dan penganiayaan suporter. Para korban meninggal karena desak-desakan, saling himpir dan terinjak-injak serta sesak nafas," katanya.
Mahfud juga mengungkap aparat sebelumnya sudah mengusulkan agar pertandingan Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang agar dilaksanakan sore. Jumlah penonton pun diminta disesuaikan.
"Sebenarnya, sejak sebelum pertandingan pihak aparat sudah mengantisipasi melalui koordinasi dan usul-usul teknis di lapangan. Misal, pertandingan agar dilaksanakan sore (bukan malam), jumlah penonton agar disesuaikan dengan kapasitas stadion yakni 38.000 orang," kata Mahfud.
BACA JUGA:Jumlah Korban Meninggal Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan 127, Kapolda Jatim: 3 Ribu Turun ke Lapangan
BACA JUGA:Megharukan, Polresta Cirebon Pertemukan Anak Korban Penganiayaan di Pabuaran dengan Ibu Kandung
Namun, kata Mahfud, usulan itu tidak dilakukan panitia pelaksana (panpel). Pertandingan pun tetap digelar malam.
"Tapi usul-usul itu tidak dilakukan oleh Panitia Pelaksana yang tampak sangat bersemangat. Pertandingan tetap dilangsungkan malam, dan tiket yang dicetak jumlahnya 42.000," ujar Mahfud.
Pernyataan itu disampaikan Mahfud setelah dirinya menerima informasi dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Dia juga sudah berkoordinasi langsung dengan Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta.