Arti Panjang Jimat, Ritual Maulid Nabi di Keraton Kanoman Cirebon

Minggu 09-10-2022,11:00 WIB
Reporter : Yuda Sanjaya
Editor : Yuda Sanjaya

Radarcirebon.com, CIREBON – Arti dari Pajang Jimat yang merupakan ritual puncak peringatan muludan atau Maulid Nabi Muhammad SAW di Keraton Kanoman Cirebon.

Arti Panjang Jimat merupakan sebuah proses yang juga disebut Pelal Ageng, sebuah puncak dari prosesi muludan di Keraton Kanoman Cirebon.

Juru Bicara Keraton Kanoman Cirebon, Ratu Raja Arimbi Nurtina, Panjang Jimat memiliki arti tersendiri dan banyak simbol-simbol yang ada di dalamya.

Secara harfiah, arti Panjang Jimat berasal dari dua kata. Yakni Panjang dan Jimat. Panjang sendiri merujuk pada penggunaan piring panjang dalam proses pelal.

BACA JUGA:AC Milan Cukur Juventus 2-0, Massimiliano Allegri Kecewa

BACA JUGA:Nasi Jimat Muludan Keraton Kanoman Cirebon, Dikupas Bapak Sindangkasih, Dicuci Perawan Sunti

Sedangkan Jimat merujuk kepada salawat. Yang diharapkan umat manusia medapatkan syafaat saat hari akhir nanti bila mengamalkannya.

“Malam Pelal Ageng Panjang Jimat adalah acara inti yang bermaksud memperingati kelahiran Gusti Bginda Rasulullah Saw tepat pada malam 12 Rabiul Awal tahun Gajah (571 M) di Kota Makkah,” kata Ratu Arimbi, dalam siaran pers tertulis.

Istilah Pelal Ageng artinya malam keutamaan yang besar yakni malam dimana Gusti Rasulullah SAW lahir ke dunia.

Sementara istilah Panjang Jimat berasal dari kata Panjang yakni sebuah piring pusaka berbentuk bundar besar pemberian seorang pertapa suci bernama Sanghyang Bango dari Gunung Siangkup.

BACA JUGA:Jawa Barat Ekspor Komoditas Agro Senilai 300.000 Dolar Amerika Serikat

BACA JUGA:Nasi Jimat Keraton Kanoman Cirebon, Gabah Dikupas Satu per Satu Sambil Baca Salawat

Sedangkan istilah Jimat yakni sebuah benda apapun yang mempunyai nilai sejarah dan nilai pusaka yang harus dijaga.

Istilah Jimat yang dimaksud dalaam hal ini adalah sebutan untuk nasi yang dalam prosesnya ketika menjadi gabah dikupas satu-persatu setiap biji berasnya sambil melantunkan solawat kepada Nabi SAW oleh rombongan Bapak Sindangkasih dari Majalengka.

Lalu kemudian disucikan atau dipesusi di Sumur Bandung dengan diiringi lantunan solawat oleh rombongan ibu-ibu yang suci (menjaga wudlu) dari hadas kecil dan hadas besar dan salah satunya adalah Perawan Sunti.

Kategori :