Ada dua kali pukulan yang dilayangkan menggunakan kapak kepada Wawan, hingga korban meregang nyawa.
BACA JUGA:Arti Panjang Jimat, Ritual Maulid Nabi di Keraton Kanoman Cirebon
BACA JUGA:Nyi Kentring Manik dan Subang Larang, Dua Istri Prabu Siliwangi yang Melahirkan Pembesar Pajajaran
Naas, keributan tersebut membaut Zainuddin dan Siti Romlah ikut terbangun. Erwinuddin yang sudah di bawah pengaruh emosi, malah menghabisi ayah dan ibu tirinya itu.
"Zainuddin dipukul di kepalanya 2 kali. Siti Romlah sempat lari ke dapur, tapi dikejar dan dipukul 3 kali sampai meninggal," katanya.
Ribut-ribut tersebut, kemudian membuat Zahra yang baru berusia 6 tahun ikut terbangun dan menangis di kamar, karena lampu dimatikan oleh tersangka.
Erwinuddin lantas menghampiri korban den mencekik sekitar 5 menit, hingga Zahra meninggal dunia dan tak lagi bergerak.
BACA JUGA:Klarifikasi Yusuf Mansur: Bukan Komisaris Grab, Tapi Advisor
BACA JUGA:Timnas Indonesia U-17 akan Hadapi Malaysia U-17, Osmera bin Omaro: Bola Itu Bundar
"Korban Zahra dibekap dari belakang lalu dicekik 5 menit sampai tidak bergerak lagi," ungkap Kapolres.
Meski sudah melakukan pembunuhan terhadap 1 keluarga, Kapolres Lampung menambahkan, Erwinuddin nampak tenang-tenang saja.
Dia sempat merokok 2 batang. Lalu mencari jalan keluar untuk menghilangkan barang bukti juga jasad dari para korban.
Ternyata muncul ide untuk memendam jasad para korban ke dalam septic tank yang pada waktu itu belum dilakukan pengecoran.
BACA JUGA:AC Milan Cukur Juventus 2-0, Massimiliano Allegri Kecewa
BACA JUGA:Yusuf Mansur Ngaku Komisaris Grab, Sekarang Diralat Jadinya Advisor
"Sementara untuk menghilangkan jejak (membuang) korban dengan cara dimasukkan kedalam septictank yang pertama itu korban wawan, kedua Korban Siti Romlah, dilanjutkan Zainuddin, dan, yang terakhir Zahra," bebernya.