Terkait dengan desakan kepada PT LIB, tidak lepas dari masalah rekomendasi dari kepolisian yang diabaikan terkait jam pertandingan.
BACA JUGA:Transformasi BRI di tengah Pandemi, Bikin Kinerja Lebih Cemerlang
BACA JUGA:MA Al Hikmah 2 Cirebon Juara Kedua Kejurnas
Polres Malang sudah meminta agar pertandingan dimajukan menjadi sore hari, tetapi rekomendasi tersebut malah tidak diikuti oleh PT LIB dan Panpel.
Sedangkan kepada PSSI, desakan mundur tidak lepas dari sebagai bentuk penghormatan kepada korban meninggal dunia akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.
Kepada PSSI, juga dituntut untuk melakukan pembenahan persepakbolaan secara nasional. Aktivis Emerson Yuntho yang juga membuat petisi meminta agar para pejabat terkait untuk mundur dari jabatannya.
"Hingga petisi ini dibuat, belum ada satupun pengurus dan pimpinan di PSSI maupun PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang mundur sebagai bentuk tanggung jawab moral atas musibah yang terjadi di Kanjuruhan Malang," tulis Emerson.
BACA JUGA:DPRD Kota Cirebon Minta Dinsos Akurasi Data Warga Miskin
BACA JUGA:Patriot Desa Lahirkan Penggerak Lokal Revolusioner
Ditegaskan Emerson, PSSI dan PT LIB dinilai bertanggung jawab atas musibah ini karena mengabaikan rekomendasi dari pihak Kepolisian agar laga Arema FC vs Persebaya Surabaya tidak digelar malam hari.
Federasi dan PT LIB tetap melanjutkan pertandingan pada malam hari. Muncul kesan mereka lebih mengutamakan bisnis daripada kepentingan keselamatan suporter Indonesia.
Kendati demikian, dua petisi tersebut ternyata tidak direspons. Ketum PSSI, Mochamad Iriawan atau Iwan Bule hingga saat ini menyatakan dengan tegas bahwa dirinya tidak mau mundur.