Radarcirebon.com, JAKARTA - Naiknya harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat, termasuk beras tidak bisa dihindari.
Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti, harga pupuk sampai dengan biaya distribusi karena naiknya harga bahan bakar minyak (BBM).
BACA JUGA:Dugaan Korupsi Makan Minum Santri Tahfidz Indramayu, 4 Orang Ditahan Kejaksaan
"Jadi memang tidak bisa dihindari kenaikan harga (Beras)," kata Kepala Badan Pangan Nasional, Arif Prasetyo Adi melalui keterangan tertulisnya saat berada di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Selasa 11 Oktober 2022.
Meskipun harga beras naik, Arief melanjutkan, kebutuhan daya beli masyarakat akan beras tetap tinggi.
BACA JUGA:Agenda Timnas U-17 Indonesia Setelah Gagal di Piala Asia, Bocoran dari Bima Sakti
"Ketersedian Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) hanya 30 hingga 40 ribu ton, bulan lalu sudah terdistribusi sebanyak ribu ton," sebutnya.
Arief menuturkan, saat ini Bulog membeli beras langsung ke para petani yang seharusnya menyerap Rp 8.300 per kg, per hari ini dinaikkan menjadi Rp 8.800 per kg, sementara untuk stok Bulog hari ini sekitar 800 ribu ton.
BACA JUGA:Buyback Saham, Pengamat Ekonomi: Long Term Insentif Tingkatkan Kinerja Karyawan
"Tetapi Bulog menyerap sesuai sama harga yang kita tentukan bersama-sama," ujarnya.
Arief menambahkan, pihaknya tidak akan tinggal diam untuk memenuhi stok beras dan target bulog sampai akhir tahun sebesar 1,2 juta ton.
"Jadi nanti berapapun yang diminta kita harus penuhi. jadi tadi ada permintaan 3.000 ton dari teman teman pedagang," tandasnya. (jun)