Radarcirebon.com, JAKARTA – Setelah mengumpulkan banyak bukti dan melakukan investigasi lapangan, akhirnya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) ungkap penyebab jatuhnya banyak korban dalam Tragedi Kanjuruhan Malang.
Tragedi Kanjuruhan Malang terjadi pada 1 Oktober 2022 pasca pertandingan Liga 1 musim 2022-2023 di yang mempertemukan Arema FC kontra Persebaya.
Stadion Kanjuruhan yang terletak di Kabupaten Malang, Jawa Timur menjadi saksi meninggalnya 134 suporter Aremania.
Dalam hal ini, Komnas HAM meyakini jika korban tragedi kanjuruhan disebabkan tembakan gas air mata.
BACA JUGA:Temuan Baru! Obat Sirup Bukan Penyebab Utama Gagal Ginjal Akut Misterius, Tapi….
Anggota Komnas HAM Choirul Anam menjelaskan keyakinan bahwa penyebab utama tragedi pascalaga Arema FC melawan Persebaya Surabaya itu adalah gas air mata didukung oleh sejumlah bukti yang dimiliki.
"Sampai saat ini, kesimpulan kami gas air mata adalah penyebab utama terjadinya tragedi Kanjuruhan," kata Choirul, dilansir dari fin.co.id, pada Jumat 21 Oktober 2022.
Menurutnya, selain tembakan gas air mata, ada pula penyebab lain yang menyebabkan ratusan suporter meninggal dunia dalam peristiwa tersebut.
BACA JUGA:Daftar 91 Obat yang Diminum Pasien Gagal Ginjal Akut, Duh Banyak yang Sering Dipakai Masyarakat
Choirul meneruskan, hal ini perlu dia sampaikan karena banyak Aremania atau pendukung Arema FC yang mempertanyakan bahwa penyebab tragedi Kanjuruhan itu bukan akibat tembakan gas air mata.
Sampai saat ini, Komnas HAM sedang melakukan penelusuran terkait regulasi yang ada, dengan meminta keterangan dari Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), PT Liga Indonesia Baru (LIB), dan panitia penyelenggara.
"Spektrum itu yang kami lihat. Jadi, ini biar tidak resah semuanya, gas air mata yang ditembakkan ke tribun penonton. Apakah Komnas HAM punya datanya? Punya dokumentasinya? Kami punya," tegasnya.
BACA JUGA:Alhamdulillah, Obat untuk Pasien Gagal Ginjal Akut Misterius Sudah Temukan
Dia menegaskan Komnas HAM juga memiliki video kunci yang bisa menggambarkan posisi gas air mata hingga proses kematian korban.
Video tersebut didapatkan Komnas HAM dari korban yang meninggal dunia dalam tragedi itu.
"Kami punya video kunci, terkait itu yang bisa menggambarkan posisi gas air mata sampai proses kematian, yang videonya diambil dari korban. Korban yang meninggal, (ini) clear bagi kami," jelasnya.
Selanjutnya, Choirul Anam mengatakan data-data tersebut akan dijadikan rekomendasi bagi seluruh pihak yang membutuhkan.
BACA JUGA:Dinas Kesehatan Jawa Barat: Dari 26 Kasus Gagal Ginjal Akut, 15 Penderita Meninggal Dunia
Tidak menutup kemungkinan rekomendasi tersebut akan disampaikan kepada Otoritas Sepak Bola Dunia, Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA), termasuk pihak kepolisian.
"Nanti kalau sudah selesai, direkomendasikan ke siapa, ke siapa pun para pihak, kalau memang FIFA penting untuk kami rekomendasikan, kami rekomendasikan ke FIFA," katanya.
Dalam beberapa hari terakhir, Komnas HAM masih mengumpulkan sejumlah keterangan dan bukti-bukti terkait peristiwa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, termasuk rekaman kamera pengawas (CCTV) di stadion. (jun)