Cirebon Bakal Dilewati Kereta Jepang Shinkansen

Kamis 12-12-2013,09:42 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Kesepakatan Kerja Sama Antara Indonesia-Jepang, Jakarta-Surabaya via Bandung   JAKARTA - Impian Indonesia memiliki kereta super cepat layaknya Shinkansen di Jepang, makin mendekati kenyataan. Ini terkait tercapainya kesepakatan terbaru antara Indonesia dan Jepang. Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, dalam pertemuan ke-4 forum Metropolitan Priority Area (MPA) di Tokyo, tercapai beberapa kesepakatan. Salah satunya rencana pengembangan sarana transportasi kereta super cepat Jakarta-Surabaya.”Indonesia-Jepang sepakat melakukan studi kelayakan wilayah Jakarta-Bandung sebagai bagian dari proyek Jakarta-Surabaya Kereta Api Ekspres,” ujarnya melalui keterangan resmi kemarin (11/12). Sebagaimana diketahui, rencana pengembangan jalur transportasi darat berupa kereta api super cepat Jakarta-Surabaya sudah dibahas dalam beberapa tahun terakhir. Jepang yang memiliki reputasi hebat dalam mengembangkan kereta super cepat Shinkansen siap menjadi mitra pemerintah. Rencananya, dengan kereta super cepat ini, perjalanan Jakarta-Surabaya yang saat ini ditempuh dalam waktu 12 jam via kereta api ekspres, nanti hanya akan ditempuh dalam waktu 3 jam saja. Namun, selama ini pemerintah masih mengkaji beberapa opsi rute kereta super cepat. Ada dua opsi utama. Pertama, Jakarta-Cirebon-Surabaya. Ke dua, Jakarta-Bandung-Cirebon-Surabaya. Dengan kesepakatan terbaru MPA Indonesia-Jepang, opsi ke dua lah yang kemungkinan besar akan diambil. Sebelumnya, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Jepang Muhammad Lutfi mengatakan, Jepang tidak hanya siap mengusung teknologi kereta super cepat ke Indonesia, namun juga siap membantu pendanaannya. “JICA (Japan International Cooperation Agency) sudah menyatakan bersedia,” katanya. Dalam kalkulasi Kementerian Perhubungan, setidaknya dibutuhkan dana lebih dari Rp100 triliun untuk membangun kereta super cepat ini. Lutfi menambahkan, kereta super cepat akan bisa bersaing dengan layanan pesawat. Dia mencontohkan di Jepang, kereta super cepat atau kereta peluru rute Tokyo-Osaka memerlukan waktu tempuh 100 menit, sedangkan pesawat hanya 50 menit. “Nyatanya, layanan kereta tetap laris, karena mereka juga menghitung waktu yang dibutuhkan dari rumah menuju bandara,” ucapnya. Sebagai gambaran, rute Jakarta-Surabaya yang berjarak sekitar 700 kilometer (tergantung jalur) bisa ditempuh dengan kereta super cepat berkecepatan 270-300 kilometer (km) per jam dalam waktu sekitar 3 jam. Jika menggunakan pesawat, waktunya mungkin hanya kurang dari 1,5 jam. “Tapi, perjalanan dari rumah menuju bandara (di Jakarta) bisa sampai 1-2 jam dan harus tiba di bandara minimal 1,5 jam sebelum keberangkatan untuk check in dan lain-lain. Jadi, kalau dihitung-hitung, total waktu yang dibutuhan mulai dari rumah ke bandara, lalu terbang dari Jakarta ke Surabaya bisa lebih dari 4 jam juga, belum lagi kalau pesawatnya delay. Jadi, layanan kereta super cepat masih kompetitif,” jelasnya. Hatta menambahkan, beberapa proyek lain yang juga masuk dalam kesepakatan kerjasama Indonesia-Jepang adalah groundbreaking pembangunan proyek Jakarta Mass Rapid Transit (MRT) jalur Utara-Selatan serta penyelesaian implementasi proyek utama, termasuk rekonstruksi stasiun pompa timur di Pluit. \'Ada juga proyek MRT Jalur Timur-Barat dan Jawa-Sumatra Interconnection Transmission Line yang akan dipercepat pada tahun 2020,\' ujarnya. Selain itu, lanjut Hatta, Indonesia dan Jepang juga sepakat meningkatkan kerjasama investasi dengan meninjau kembali regulasi untuk mempromosikan investasi langsung dari Jepang ke Indonesia, termasuk dalam hal kemudahan lisensi impor, prosedur bea masuk pelabuhan, isu visa tenaga kerja, serta prediktabilitas hukum dan regulasi. Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan, pada 2012 Jepang menjadi negara dengan investasi langsung terbesar ke-2 di Indonesia dengan total investasi USD 2,45 miliar. “Dengan makin eratnya kerjasama, investasi diharapkan terus naik dan Indonesia siap menjadi hub untuk investasi dan perdagangan dengan Jepang di kawasan ASEAN,” kata Hatta. Sementara itu, hari ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama Ibu Negara Ani Yudhoyono bertolak ke Tokyo Jepang. SBY beserta delegasi melakukan kunjungan dalam rangka menghadiri 40th ASEAN-Japan Commemorative Summit yang akan berlangsung pada 12 hingga 15 Desember 2013. Menurut Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah, dalam KTT peringatan 40 tahun kerjasama ASEAN-Jepang tersebut akan dibahas berbagai bidang kerjasama, khususnya implementasi ASEAN- Japan Strategic Economic Cooperation Roadmap (2012-2022), dalam rangka mendukung kemajuan masyarakat ekonomi ASEAN 2015. \"Peringatan 40 tahun kerjasama ASEAN-Jepang merupakan momentum bagi kedua belah pihak untuk menetapkan visi bersama kerjasama jangka panjang ke depan, dengan melihat pengalaman keduanya membangun kemitraan strategis,\" tutur Faizasyah, di Jakarta, kemarin (11/12). Faizasyah melanjutkan, sebagai dua negara yang telah menjalin kemitraan strategis, Indonesia dan Jepang dapat menarik banyak manfaat dari menguatnya persahabatan ASEAN-Jepang. Di samping itu, dalam kunjungan kerja tersebut, Presiden SBY juga akan melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe. \"Kedua pemimpin akan membahas berbagai perkembangan dalam hubungan dan kerjasama antara kedua negara, terlebih lagi tahun 2013 merupakan peringatan 55 tahun hubungan bilateral Indonesia-Jepang,\" ujar Faizasyah. Faizasyah memaparkan, pertemuan kedua kepala pemerintahan tersebut juga akan membahas berbagai hal, di antaranya, upaya-upaya peningkatan kerjasama perdagangan, investasi, infrastruktur dan ketenagakerjaan. Selain itu, kedua pemimpin akan mendiskusikan berbagai isu strategis di kawasan yang menjadi kepentingan bersama. Selama di Tokyo, kata Faizasyah, SBY juga akan memberikan kuliah umum mengenai \"Regional Security Architecture\" di Kensei Kinen Kaikan. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Japan Institute of International Affairs (JIIA), Japan-Indonesia Parliamentary League, Kementerian Luar Negeri Jepang dan KBRI Tokyo. \"Selain itu, Presiden Yudhoyono juga direncanakan mengadakan pertemuan dengan kalangan pengusaha Jepang yang tergabung dalam Japan-Indonesia Association (JAPINDA). Delegasi Jepang yang akan dipimpin oleh Yasuo Fukuda, mantan Perdana Menteri Jepang, terdiri dari para CEO perusahaan-perusahaan terkemuka Jepang seperti Mitsubishi, Marubeni, Toshiba, Sumitomo dan Toyota. Sebagai informasi, pertemuan Presiden SBY dan PM Jepang Abe di Tokyo akan menjadi pertemuan keempat antara kedua kepala pemerintahan. \"Hal ini merefleksikan tidak saja kedekatan hubungan tetapi komitmen untuk semakin memajukan kerjasama bilateral di berbagai bidang,\" ujar Faizasyah. SBY dan Ibu Ani beserta rombongan direncanakan kembali ke tanah air pada tanggal 15 Desember mendatang. (owi)/ken)

Tags :
Kategori :

Terkait