Radarcirebon.com, CIREBON - Konflik Keraton Kasepuhan Cirebon masih terus memanas.
Keluarga besar trah Kasepuhan dari Sultan Sepuh Aloeda II Raden H Rahardjo Djali bakal melakukan penutupan paksa loket masuk dan penggembokkan terhadap beberapa ruangan di komplek Keraton Kasepuhan.
Berdasarkan surat yang diterima radarcirebon.com, Selasa 22 November 2022 menyebutkan bahwa penutupan paksa loket masuk dan penggembokkan terhadap beberapa ruangan di komplek Keraton Kasepuhan tersebut rencananya bakal dilakukan Rabu pagi 22 November 2022.
BACA JUGA:Begini Kronologi Kebakaran di Barak 34 Denpom III Cirebon Petang Tadi
"Kami keluarga besar trah Kasepuhan yang mempunyai hak turun temurun atas aset-aset Keraton Kasepuhan mengambil sikap tegas untuk menutup paksa loket masuk dan penggembokkan terhadap beberapa ruangan di komplek Keraton Kasepuhan demi mengamankan aset-aset lainnya yang dikhawatirkan akan hilang," sebut surat yang ditandatangani Sultan Sepuh Aloeda II Raden H Rahardjo Djali tertanggal 21 November 2022.
Dalam surat tersebut juga dikatakan bahwa, penutupan paksa loket masuk dan penggembokkan terhadap beberapa ruangan di komplek Keraton Kasepuhan tersebut karena adanya dugaan pemakaian uang tiket masuk Keraton Kasepuhan yang tidak transparan kepada Keluarga besar trah Kasepuhan.
"Berdasarkan fakta hukum dan fakta sejarah terbukti bahwa Alexander yang pernah menjabat sebagai Sultan Sepuh XII sampai dengan Luqman yang mengangkat dirinya sebagai Sultan Sepuh XV sama sekali tidak mempunyai hubungan darah dengan Sultan Sepuh Muhammad Djamaluddin Aloeda yang menjabat sebagai Sultan Sepuh Xl."
BACA JUGA:Besok! Jalan Sehat Cirebon Katon Bersama Guru dan Tenaga Kesehatan
"Dan pihak Pemkot Kota Cirebon dalam hal ini walikota Cirebon tidak pernah memberi tanggapan atau berdiam diri terhadap polemik di Keraton Kasepuhan Cirebon," katanya.
Sultan Sepuh Aloeda II Raden H Rahardjo Djali dalam surat tersebut menunjuk Raden Udin Kaenudin selaku Ketua Dewan Kalungguhan untuk memimpin proses penutupan paksa loket masuk dan penggembokkan terhadap beberapa ruangan di komplek Keraton Kasepuhan Cirebon.
"Sebanyak sekitar 500 personel terdiri dari Kerabat Trah Kasepuhan baik yang di dalam Kraton dan diluar Kraton (Keluarga Mertasinga) yang akan melakukan proses penutupan paksa dan penggembokkan loket tiket."
BACA JUGA:Tidak Hanya Luka Fisik, Gempa Bumi Juga Bisa Menimbulkan Efek Psikis
"Kami meminta agar pihak yang berwenang dapat membantu mengamankan kegiatan tersebut demi kelancaran penyelamatan Aset-aset Keraton Kasultanan Kasepuhan dari kehancuran akibat pemakaian dana milik Keluarga Besar Trah Kasepuhan untuk kepentingan pribadi Luqman Zulkaedin dan keluarganya," jelasnya.
Bukan hanya itu saja, keluarga besar trah Kasepuhan dari Sultan Sepuh Aloeda II Raden H Rahardjo Djali menduga adanya penggelapan dana milik Kraton Kasultanan Kasepuhan yang dilakukan oleh Lugman Zulkaedin untuk kepentingan pribadi.
"Dana itu sebesar Rp2.046.137.850 atas pemberian PT PLN (persero) yang berasal kompensasi tanah dan tanaman milik Keraton Kasultanan Kasepuhan Cirebon yang berlokasi di Kelurahan Sunyaragi, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon yang dilaluli Jalur Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KV Sunyaragi-Cangkring, Span Tower SPAN T.02-T.03," pungkasnya.