CIREBON, RADAR CIREBON - Pertemuan antara keluarga Sultan Sepuh XV Luqman Zulkaedin dengan keluarga Sultan Aloeda 2 Rahardjo Djali yang difasilitasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon berakhir deadlock.
Pihak keluarga Sultan Aloeda II Rahardjo Djali bakal tetap akan melakukan penggembokan.
Namun, menurut Sultan Aloeda II Rahardjo Djali rencana tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat ini.
BACA JUGA:Hilang di Laut Irlandia, Tariah Berharap Jasad Suaminya Ditemukan
"Rencana penggembokan itu tetap akan kami lakukan dalam waktu dekat in. Besok, kami akan berkirim surat kepada Kapolres Cirebon Kota dan juga komandan Kodim 0614/Kota Cirebon terkait rencana tersebut," ujarnya kepada radarcirebon.com di Balaikota Cirebon, Kamis 24 November 2022.
Sementara itu, Raden Udin Kaenudin sebagai Ketua Dewan Kalungguhan kepada radarcirebon.com meminta agar Pemkot Cirebon dan Forkopimda untuk membentuk tim mengecek sejarah.
"Jadi, diharap bawa Pemkot Cirebon dan Forkopimda membuat tim, lalu silakan cek semua bagaimana bangunan fisik, bagaimana anggaran yang masuk dan sebagainya."
BACA JUGA:Wabup Ayu Serahkan 3000 Asuransi Nelayan Binaan Cirebon Power
"Kemudian juga pelajari sejarah, pelajari dokumen, dari situlah lalu bisa menyimpulkan," ucapnya.
Raden Udin berharap Pemkot Cirebon mengambil alih sementara Keraton Kasepuhan.
"Kami sepakat dengan pak Sultan (Rahardjo Djali) silakan Keraton Kasepuhan ini untuk dikelola dulu oleh Pemkot melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata."
BACA JUGA:Pemprov Jabar Dorong Pelaku UMKM Miliki NIB, Upaya Pemerataan Kesejahteraan Melalui Program Ekonomi
"Sementara silahkan ambil dulu oleh Pemkot, jangan sampai Keraton Kasepuhan untuk kepentingan pribadi," katanya.
Masih di tempat yang sama, kuasa hukum Sultan Sepuh Aloeda II Raden Rahardjo Djali, Tjandra Widyanta menerangkan aksi walkout tersebut sebagai bentuk kekecewaan tidak hadirnya Sultan Sepuh XV Luqman Zulkaedin dalam Pertemuan tersebut.
"Kita punya dasar hukum kenapa kita tadi melakukan aksi walkout pada pertemuan hari ini, karena percuma kita bertemu dengan mereka yang tidak ada kapasitasnya sebagai wakil dari Keraton Kasepuhan."