“Mengumpulkan para voter jadi melakukan kasak-kusuk, melakukan manuver di belakang atau tanpa diketahui ketua umumnya,” jelas pria berkacamata tersebut.
Bung Towel merasa ada yang tidak beres dengan pertemuan tersebut. Yakni, ada upaya untuk menggembosi Ketua Umum PSSI
Alasannya, lanjut Towel, secara organisasi Sekjen PSSI diangkat dan diberhentikan oleh Ketua Umum.
Sehingga, menurut dia, agenda bersama para voter itu seharusnya digelar seizin dari Ketua Umum PSSI.
“Kebusukan-kebusuan ini lah yang mau saya ceritakan agar publik tahu. Bahwa, betapa perilaku-perilaku elite sepak bola kita masih seperti itu,” ungkapnya.
Towel menambahkan, agenda pertemuan itu dinilai tidak pantas sebab akan ada Kongres Biasa dan Kongres Luar Biasa PSSI di awal tahun 2023 mendatang.
Menurut dia, mengumpulkan para voter di Jakarta patut dicurigai untuk menggiring opini sebelum Kongres digelar.
“Kalau Sekjen pasti sudah tahu kan, kalau salah satu Exco PSSI-nya saya sebut inisialnya saja, JR,” kata Towel.
“Itu mengumpulkan para voter, dari kalangan Asprov. Khususnya Asprov dari Sumatra. Tentu saja motifnya adalah menggireng mereka, mengarahkan mereka untuk kepada Kongres Biasa dan Kungres Luar Biasa nanti,” imbuhnya.
Towel dengan tegas menyebut hal ini sebagai penghianatan di tubuh organisasi PSSI.
Dia juga mengatakan bahwa aksi Sekjen dan Exco PSSI ibarat menusuk dari belakang dan hanya mementingkan diri sendiri.
"Dengan tujuan mengincar Wakil Ketua Umum PSSI di periode yang akan datang. Seperti itulah atmosfer sepakbola Indonesia, yang seharusnya bagi saya sudah di persona non grata-kan," ujarnya.
Sementara itu dilansir dari JPNN.coo, belum ada konfirmasi resmi dari Yunus Nusi. Sudah dihubungan nomor ponselnya namun tidak diangkat dan pesan singkat juga belum dibalas.