Ulama Temui Kapolres Ciko

Selasa 14-12-2010,07:02 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

CIREBON – Meski sudah resmi dibuka, Minggu (12/12), namun polemik keberadaan Karaoke Fantasy terus berbuntut panjang. Sekitar 20 ulama dari wilayah Cirebon mendatangi Mapolres Cirebon Kota (Ciko), kemarin. Mereka menuntut izin operasional dan izin keramaian Karaoke Fantasy dicabut. Ketua GAPAS Andi Mulya menjelaskan, pertemuan ulama dengan Kapolres Ciko AKBP Herukoco MSi dalam rangka menyampaikan persoalan keberadaan Karaoke Fantasy. Karena keberadaannya dinilai menodai Cirebon sebagai Kota Wali menjadi kota maksiat. Ulama, kata Andi Mulya, juga merespons janji kapolres yang menjamin akan membubarkan OKP yang ada di Karaoke Fantasy sebagai bentuk respon menghargai keinginan para kyai. “Kita memberikan deadline hingga hari Rabu, supaya ada pertemuan walikota bersama dewan. Dan kami ormas Islam akan mendatangi DPRD mempertanyakan keberadaan Karaoke Fantasy,” bebernya. Memanasnya persoalan ini, menurut Andi, ujung-ujungnya sebenarnya ulah dari pengusaha karaoke yang meminjam tangan OKP untuk berhadapan dengan ormas Islam, atau dengan kata lain pengusaha sengaja membenturkan sesama umat Islam. Terpisah, Kapolres Ciko AKBP Herukoco MSi membenarkan adanya pertemuan antara dirinya dengan beberapa ulama di Mapolres Cirebon Kota terkait keberadaan Karaoke Fantasy. Mereka berharap kebijakan pemkot yang memberikan izin untuk ditindaklanjuti, karena bagaimanapun kepolisian sebagai sub sistem pemerintahan  dalam bidang keamanan. Disinggung mengenai izin keramaian,  mantan Kapolres Sukabumi ini mengakui pihaknya sudah mengeluarkan izin keramaian. Penerbitan izin keramaian ini terkait munculnya izin dari walikota. Namun demikian, terkait persoalan penolakan dari umat Islam, pihaknya akan meminta masukan dari jajaran Muspida sekaligus melihat perkembangan situasi dari pihak yang pro maupun kontra. “Izin keramaian sudah kami keluarkan hari Sabtu. Semula grand opening-nya akan dilakukan malam Minggu, tapi kami larang. Akhirnya grand opening-nya Minggu,” tandasnya. Namun demikian, Herukoco tidak menampik jika kebijakan tersebut ditinjau ulang jika pada perkembangannya memungkinkan untuk ditinjau kembali. Karena dirinya menginginkan persoalan ini tidak sampai kepada konflik horizontal, dimana masing-masing pihak bersikukuh dengan argumennya. Rencananya, Rabu besok akan ada pertemuan Muspida, DPRD serta Ormas Islam membahas persoalan ini. “Saya juga mengimbau masyarakat jangan sampai ada benturan fisik, oleh karenanya kami juga melibatkan Sat Brimob Polda Jabar,” ujarnya. Ketua DPC PPP, Agus Daryanto menyesalkan keberadaan Karaoke Fantasy yang jelas-jelas telah menghina umat Islam. Keberadaan Fantasy yang berdekatan dengan sekolah dan Masjid Raya At-Taqwa menjadikan Kota Cirebon seolah kehilangan identitasnya sebagai Kota Wali. “Kalau alasannya untuk kepentingan retribusi daerah, memangnya seberapa besar PAD dari karaoke. Justru yang paling banyak PAD dari pajak makanan dan restoran. Mengapa harus bersikukuh memberikan izin pendirian karaoke yang lebih besar nilai maksiatnya,” tegasnya. Sementara itu, Ketua Pemuda Pancasila Kota Cirebon, Heri Hermawan mengaku penempatan massa dari sejumlah OKP di Karaoke Fantasy karena inisiatif dari Ormas, OKP dan masyarakat yang peduli terhadap iklim investasi di Kota Cirebon. “Kita hanya mengamankan saja, kita menjaga investasi di Kota Cirebon,” ujar dia saat dihubungi via sambungan telepon selular. Heri menambahkan, massa dari OKP, Ormas dan masyarakat yang saat ini berjaga di Karaoke Fantasy masih tetap akan standby sampai beberapa hari mendatang. “Kalau kita masih dibutuhkan ya kita jaga, tapi kalau sudah tidak dibutuhkan ya kita tarik mundur,” katanya. (abd/yud)

Tags :
Kategori :

Terkait