Muhammadiyah Jangan Takut Radikal

Selasa 24-12-2013,11:59 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON - Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dan memiliki cita-cita terwujudnya masyarakat Islam untuk melaksanakan fungsi dan misi Muhammadiyah, mengajak segenap golongan menuju masyarakat adil dan makmur. Hal itu disampaikan dalam Seminar Sehari bertajuk \"Revitalisasi Idiologi Muhammadiyah Menuju Abad Ke-2\" Musyawarah Daerah Gerakan Kepanduan Hisbul Wathon Kwartir Daerah Kabupaten Cirebon, di Aula Akademi Farmasi Muhammadiyah Cireboni (24/12) \"Perjuangan untuk mewujudkan pikiran-pikiran hanyalah dapat dicapai dengan cara berorganisasi,\" ujar Dr. H. Agus Alwafier By, MM. Menurutnya, organisasi Muhammadiyah merupakan suatu persyarikatan \'gerakan Islam\' bergerak di bidang dakwah baik untuk perseorangan dan masyarakat. Dalam sejarahnya, Hizbul Wathan, pada mulanya adalah nama madrasah yan didirikan KH. Mas Mansur tahun 1918 di Yogyakarta. Gagasan pembentukan barisan kepanduan Hizbul Wathan dalam Muhammadiyah muncul dari KH Ahmad Dahlan sekitar 1916 ketika beliau kembali dari perjalanan tabligh di Surakarta pada pengajian SAFT (Sidiq, Amanah, Fathonah, Tabligh) yang secara rutin diadakan di rumah Imam Mukhtar Bukhari. KH Ahmad Dahlan memanggil bebrapa guru Muhammadiyah, Somodirdjo (Manteri Guru Standard-school Suronaton), Sjarbini dari sekolah Muhammadiyah Bausasran dan seorang lagi dari Sekolah Muhammadiyah Kota Gede. Mengutip pernyataan KH Ahmad Dahlan, “Saya tadi di Solo pulang dari tabligh, sampai di muka Pura Mangkunegaran di alun-alun melihat anak banyak berbaris, setengah sedang bermain-main semuanya berpakaian seragam.\" Somodirjo menjelaskan bahwa itu adalah Pandu Mangkunegaran yang namanya JPO (Javaanche Padvinders Organistie) ialah suatu gerakan pendidikan anak-anak di luar sekolah dan rumah. Mendengar keterangan tersebut KH Ahmad Dahlan menyambut baik jika anak-anak keluarga Muhammadiyah juga dididik semacam itu untuk leladi (melayani) menghamba kepada Allah. Terkait penyakit masyarakat (Pekat), Agus Alwafier mengakui kader-kader Muhammadiyah belum ada yang militan. \"Jangan takut dengan isu-isu radikal jika kita ingin dakwah amar ma\'ruf nahi munkar,\" ujarnya kepada Radarcirebon.com (wb)

Tags :
Kategori :

Terkait