Dibawah Bayang-bayang Ketidakpastian Ekonomi Global, Investasi Emas Bisa Jadi Solusi Alternatif

Selasa 24-01-2023,07:00 WIB
Reporter : Moh Junaedi
Editor : Moh Junaedi

RADARCIREBON.COM - Awal 2023, permintaan emas cukup positif. Penjualan emas oleh PT Aneka Tambang Tbk (Antam) cukup menggiurkan.

PT Antam mencatat, total penjualan dari awal tahun sampai 20 Januari 2023 masih on track target meski harga sudah mulai masuk di atas Rp 1 juta.

Sekretaris Perusahaan Antam, Syarief Faisal Alkadrie mengatakan permintaan emas meningkat karena adanya kesadaran masyarakat untuk berinvestasi emas.

BACA JUGA:Berikut Cara Daftar Beli BBM Subsidi Pakai Barcode, Februari 2023 Mulai Dibatasi

"Masyarakat sudah mulai sadar akan pentingnya investasi emas, terlebih di saat kondisi ketidakpastian perekonomian global saat ini,” ujar Faisal.

Selain itu, harga emas akan cenderung bullish seiring demand yang tinggi.

Secara rinci, Faisal menyebut potensi resesi global pada 2023 cenderung membuat emas lebih menarik sebagai instrumen investasi, mengingat emas merupakan salah satu Safe-haven Asset.

BACA JUGA:Pemerintah Usulkan Kenaikan Biaya Haji, Padahal Arab Saudi Turunkan Harga, Inilah Penjelasan dari Kemenag RI

"Sifat emas yang merupakan instrumen investasi yang memiliki sifat lindung nilai menjadi pilihan bagi masyarakat baik untuk investasi jangka panjang, maupun jangka menengah," jelas Faisal.

Senior Analis DCFX Lukman Leong mengatakan harga emas sangat positif dan masih akan bersinar ke depannya.

"Emas masih sangat positif dan akan sangat bersinar sebagai status safe haven di tengah kemerosotan ekonomi dan ketidakpastian geopolitikal global," jelas Lukman.

Adapun pelemahan beberapa waktu lalu, Lukman perkirakan karena pertumbuhan ekonomi China yang melambat menjadi salah satu sentimen negatif.

BACA JUGA:Pemerintah Usulkan Kenaikan Biaya Haji, Padahal Arab Saudi Turunkan Harga, Inilah Penjelasan dari Kemenag RI

Namun sebenarnya, harga emas masih cukup stabil dan tidak berubaha banyak sejak tahun kemarin.

"Harga emas sempat naik tinggi karena invasi Russia ke Ukraina dan kemudian turun tajam tertekan oleh kebijakan kenaikan suku bunga yang agresif oleh bank sentral dunia terutama the Fed dalam usaha memerangi inflasi. 

Kategori :