GARUT, RADARCIREBON.COM - Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, Tengok Warga Garut penjual jaket kulit yang dituduh penculik, dan diamuk masa.
Wagub menemui salah satu Korban, Yusep Maulana, di kediamannya di Perum Griya Rancapari, Desa Bagendit, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Senin (13/2/2023).
"Saya menemui korban kesalah pahaman yang terjadi di Provinsi lain, dimana mereka ini, Pak Yusep (salah satunya), niatnya untuk mencari nafkah, tapi berujung musibah," ungkap Uu Ruzhanul.
Uu menyesalkan, aksi main hakim sendiri dilakukan masa terhadap warganya. Apalagi provokasi dilakukan atas dasar hoax saja yang belum terbukti kebenarannya.
BACA JUGA:SONTOLOYO! Kakek di Majalengka Cabuli Cucu Perempuan yang Baru Berusia 4 Tahun
BACA JUGA:Pemuda di Majalengka Diringkus Polisi, Hubungan Terlarang dengan Anak di Bawah Umur Terbongkar
"Yang sudah terbukti salah pun tidak boleh masyarakat main hakim sendiri, apalagi kalau belum jelas kebenarannya," ucap Uu.
"Bagaimana kalau itu terjadi kepada diri atau keluarga kita? Tiba- tiba kita dianiaya, harta kita dirusak, tanpa ada kesalahan," sambung Wagub Jabar.
Oleh karena itu, Uu berharap masyarakat agar tidak mudah terprovokasi. Apalagi untuk suatu kabar yang memerlukan adanya proses "tabayun." Ia pun tak ingin kejadian serupa terulang kembali.
Uu juga menyebut, bahwa masyarakat Jawa Barat sendiri terkenal ramah 'someah Hade ka semah". Jawa Barat sebagai miniaturnya Indonesia, juga dihuni beragam masyarakat, termasuk masyarakat pendatang.
BACA JUGA:Dapat Penghargaan Usai Menangkap Pencuri, Siswa SMKN 1 Mundu: ‘Saya Diajarkan untuk Kebenaran Pak’
BACA JUGA:Pengakuan Warga Karang Jalak yang Mencuri Dompet di Weru, Butuh Uang untuk Bayar Kontrakan
"Mereka yang datang ke Jawa Barat bahkan merasa betah. Mereka dari luar Jabar dari provinsi manapun, dari suku manapun, dari agama apapun mau bisnis politik, semuanya tidak ada gangguan," ucap Uu.
"Maka mari kita tingkatkan ukhuwah kita, rasa nasionalisme kebangsaan kita, sehingga hidup dengan prinsip kebersamaan," tambahnya.
Pada pertemuan itu, Wagub Uu juga menyerahkan bantuan kepada Yusep. Tak hanya itu, Uu telah berkoordinasi dengan Bank bjb agar memberikan bantuan modal usaha kepada penjual jaket kulit ini.
Salah satu korban, Yusep Maulana, yang ditemui Wagub Uu, menuturkan bahwa kejadian pengeroyokan bermula saat Ia dan keempat temannya Dadang Wahyudin, Taufik Lubis, Asep Erwin, dan Lucky Wanda Rivana berjualan Jaket Kulit di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan.
BACA JUGA:Pelaku Balap Liar Diamankan, Dihukum Dorong Motor Dulu, Tanggapan Netizen Bikin Ketawa
BACA JUGA:4 Siswa SMKN 1 Mundu Berhasil Menangkap Jambret, Diganjar Penghargaan dari Polresta Cirebon
Tanpa sebab yang pasti kelima warga aseli Garut (Asgar) ini dituduh sebagai komplotan penculik anak.
Lebih- lebih, kendaraan niaga mereka, Daihatsu Grand Max juga turut diamuk massa, dirusak dan dijarah seisinya. Ratusan potong jaket kulit hingga bekal pakaian pun raib dijarah. Mobil rusak parah bahkan hingga terguling.
Diketahui, masa tersulut emosi setelah mendapat kabar bahwa kelima warga Asgar melakukan percobaan penculikan anak di Desa Terusan, Kecamatan Karang Jaya, Muratara. Pesan beredar dari mulut kemulut hingga via aplikasi chat WhatsApp.
"Saat lagi nawar- nawarin jaket biasa, jaketnya juga dipegang, itu yang saya heran, padahal jelas saya bawa -bawa jaket, katanya, ada anak kecil bilang culik, ibunya ada di dalam rumah, kata ibunya, culik yang mana? Itu itu, lalu saya difoto, lalu dilaporin ke desa, padahal juga, saya jajan jajan dulu disitu, berhenti dulu, ngopi, biasa saja santai kita," kata Yusep.
BACA JUGA:4 Siswa SMKN 1 Mundu Berhasil Menangkap Jambret, Diganjar Penghargaan dari Polresta Cirebon
BACA JUGA:Membudayakan Bahasa Ibu, Melalui Lomba Festival Tunas Bahasa Ibu
"Beberapa saat kemudian, ada yang datang bawa kunci mobil dari saya, dia ajak kita ke desa, ayo ke desa ke desa, kata dia, kita dibawa ke desa, spontan masa langsung "breg"," katanya.
Bahkan di Kantor Desa pun masa masih menyerbu kelima warga Jabar ini, sampai petugas datang dan meredam aksi main hakim sendiri itu.
Aksi massa yang mengamuk hingga merusak dan menjarah mobil tersebut divideokan oleh salah satu warga pun viral di beberapa platform sosial media.
BACA JUGA:Kasus Gagal Bayar Pemkab Kuningan Menjadi Bola Liar, Ketua ICMI: Multi Effect