Proyek Pemborong Mengecewakan

Kamis 02-01-2014,13:35 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

KUNINGAN- Tidak berkualitasnya hasil pekerjaan proyek pemerintah oleh pihak pemborong, bukan sebatas isu. Tidak sedikit kepala desa ternyata juga kecewa dengan komitmen pemborong tersebut. Hal itu terungkap dalam acara “Ngawangkong” Bagian Humas Setda, bertema “Ngawangun Lembur”, di Pendopo Setda, Rabu (1/1). Hadir bupati, wakil bupati, sekda, SKPD, camat dan kepala desa. “Kami minta agar desa diberi kepercayaan untuk melaksanakan pembangunan secara swakelola. Sebab pada kenyataan di lapangan, apabila pembangunan dikelola langsung oleh masyarakat desa, maka kualitas pembangunan akan lebih baik daripada dikelola oleh pihak ketiga atau rekanan pemkab,” ungkap Kepala Desa Ciwaru, Aris. Ditegaskannya, bahwa kualitas pembangunan dari pihak ketiga sungguh mengecewakan. Maka, jika tidak bertentangan dengan peraturan, ia memohon ke depan agar dana pembangunan dikelola langsung oleh swakelola masyarakat desa. Aris pun bersyukur dengan acara “Ngawangkong”, apalagi temanya “Ngawangun Lembur”. Acara ini, menurutnya, telah membuka saluran komunikasi mengenai aspirasi masyarakat desa secara interaktif dengan para penentu kebijakan Pemkab Kuningan. Permintaan peralihan pembangunan oleh rekanan menjadi swakelola kepala Desa Ciwaru tersebut, diperkuat oleh kepala Desa Sangkanhurip, H Iing. “Mohon kepada Bupati agar dalam membangun desa bisa swakelola,” pinta dia, seraya menginformasikan bahwa desanya telah mampu membangun Gedung Serbaguna. Sementara Bupati Kuningan Hj Utje Ch Suganda berjanji akan menampung semua aspirasi untuk kemudian dibahas serius. Ia memuji acara “Ngawangkong”, karena diharapkan tidak terjadi distorsi komunikasi, karena aspirasi bisa disampaikan secara langsung. Yang jelas ngawangkong merupakan kesinambungan dari program “Ngawangun Lembur” bupati terdahulu, H Aang Hamid Suganda. “Ngawangun Lembur juga merupakan salah satu program kampanye kami sebelum terpilih. Dari dibangunnya lembur (desa, red), tentu akan memperkuat akses ekonomi kota, karena sebagai penyangga kegiatan utama,” jelas Utje, diamini Wakil Bupati H Acep Purnama. Ketua DPRD Rana Suparman menekankan, agar dalam mengawali “Ngawangun Lembur” dengan membangun insfrastruktur janganlah sampai merubah kultur masyarakat lembur tersebut. Intinya desa dibangun, tetapi tetap mempertahankan tradisi dan karakteristik desa tersebut. “Selain itu membangun motivasi masyarakat dalam mendukung program pembangunan pemkab. Kuningan harus menjadi prioritas utama, karena pihak legislatif hanya mendukung dalam legalisasi, regulasi dan budjeting,” imbuh Rana. Sekda Kuningan Drs H Yosep Setiawan MSi menegaskan, bahwa membangun desa tidak hanya asal membangun. Sebab harus melalui beberapa proses, salah satunya mengadakan musrembang baik diawali dari tingkat desa, kecamatan hingga kabupaten. Sesuai hasil komunikasi tersebut, dibuat skala prioritas mengenai kebutuhan desa. Hingga nanti disesuaikan dengan visi misi bupati/wakil bupati saat ini, yaitu mandiri, agamis dan sejahtera (MAS). “Sasaran utama membangun lembur adalah meningkatkan daya beli masyarakat. Sebab itu merupakan indikator IPM masyarakat Kuningan,” katanya. Di tahun 2014, sektor-sektor kemandirian masyarakat melalui SKPD akan terus didorongnya sesuai kemampuan APBD. Misal dengan memberi masyarakat keterampilan dan pelatihan, mereka akan mandiri dalam membekali hidupnya. Tidak tergantung kepada orang lain. “Ini menjadi prioritas Bupati Kuningan yang baru. Pastinya dengan dukungan pihak legislatif,” ujar Yosep.(tat) Caption:

Tags :
Kategori :

Terkait