INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Dirut Perumdam Tirta Darma Ayu H Ady Setiawan dinilai cocok jadi pengganti Lucky Hakim.
Itu dikatakan oleh Pengamat Sosial dan Pemerintahan Taufik A kepada Radar Indramayu, kemarin, Rabu 8 Maret 2023.
Dikatakan Taufik, kepala daerah dan wakil kepala daerah selain harus memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan UUD 1945 dan mempertahankan NKRI.
Di samping itu juga harus menjaga etika dan norma dalam pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, seperti tertuang pada Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Menurut Taufik, mundurnya Wakil Bupati Lucky Hakim, harus menjadikan perhatian bagi semua pihak.
BACA JUGA:Daffa Azzura Korban Kecelakaan Maut Bus Setia Negara, Seharusnya Tampil di Pensi SMPN 13
“Entah itu disebabkan miss komunikasi atau koordinasi maupun hal politis, sekiranya kasus ini dijadikan pengalaman dan tidak boleh terulang kembali. Karena dengan kasus tersebut sangat berdampak terhadap penyelenggaran pemerintahan daerah,” ujar Taufik.
Dia menjelaskan, bupati dan wakil bupati adalah satu paket kepemimpinan daerah.
Keduanya dalam melaksanakan tugas pemerintahan membangun daerah harus sinergis atau seirama. Sehingga, jika ada perbedaan politik harus dikesampingkan.
“Penyelenggaraan otonomi daerah harus selalu berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam masyarakat. Peran dan tugas bupati dan wakil bupati harus bisa melaksanakan tujuan dari penyelenggaran tersebut,” ujarnya Taufik, Rabu (8/3/2023).
Taufik mengatakan, dengan mundurnya Lucky Hakim dari jabatan wakil bupati (wabup) Indramayu, penggantinya figur yang bisa dapat bekerjasama dan sinergis dengan Bupati Indramayu Hj Nina Agustina.
BACA JUGA:Update Kecelakaan di Samadikun Kota Cirebon, Sopir Bus Setia Negara Ditahan
BACA JUGA:HP 1 Jutaan dengan Kamera 50 MP, Redmi 12C dari Xiaomi Resmi Diluncurkan
Menurutnya, figur pengganti Lucky Hakim harus benar-benar orang yang memiliki kedekatan baik kemitraan maupun secara emosional.
“Memang secara prosedur untuk figur pengganti menjadi wabup diusulkan oleh partai pengusung. Namun hal terkait pada kedekatan kemitraan terutama emosional harus juga dipikirkan. Jadi buat apa jika figur yang nanti diusulkan tidak lagi sejalan atau seirama dengan bupati, ya percuma,” tukas Taufik.