BANDUNG, RADARCIREBON.COM – PT Bahana TCW Investment Management sekaligus anak usaha dari Holding BUMN Asuransi dan Penjaminan (Indonesia Financial Group - IFG) bersama Badan Usaha Milik Daerah Provinsi Jawa Barat Jasa Sarana menandatangani nota kesepahaman.
Kerja sama ini terkait dengan pembangunan dan pengelolaan infrastruktur di Jawa Barat, salah satu proyek yang direncanakan adalah pembangunan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Lulut Nambo.
BACA JUGA:TikTok Bakal Menjadi Aplikasi Terlarang di Inggris
TPPAS Regional Lulut Nambo yang berdiri di atas lahan seluas 55 hektare dengan kapasitas 2.300 ton sampah per hari akan diperuntukkan bagi wilayah Kota dan Kabupaten Bogor, Kota Depok, dan Kota Tangerang Selatan.
TPPS Regional Lulut Nambo akan dikelola dengan pola Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dengan masa pengelolaan selama 15 tahun.
Direktur Bahana TCW Doni Firdaus mengatakan, keterlibatan Bahana TCW dalam skema pembiayaan berbagai proyek Infrastruktur di Jawa Barat merupakan bukti komitmen perusahaan dalam mendukung percepatan pembangunan infrastruktur guna memberikan nilai tambah bagi masyarakat nasional secara umum dan Jawa Barat pada khususnya.
BACA JUGA:Jika Ditemukan Adanya Motif Pembunuhan Berencana, Suhendi Terancam Hukuman Mati
Seperti rencana pembangunan TPPAS Lulut Nambo akan menjadi salah satu infrastruktur yang mengedepankan pengembangan dan pengelolaan sampah berkelanjutan.
Menurut Doni, pola pengelolaan ini merupakan prinsip yang sangat dibutuhkan saat ini, di mana tren investasi yang berkaitan dengan green economy dan sustainability sangat tinggi akhir-akhir ini.
"Kami optimistis dengan konsep yang ditawarkan, TPPAS Lulut Nambo dapat menarik investasi dan pembiayaaan bagi investor."
"Hal ini juga sesuai dengan komitmen Bahana TCW dalam mendukung investasi berbasis green economy dan keberlanjutan,” ujar Doni di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis 16 Maret 2023.
BACA JUGA:Muhadjir Effendy Resmi Menjadi Plt Kemenpora, Pastikan Proses Transisi Berjalan Baik
Sebagai salah satu manajer investasi terbesar di Indonesia, Bahana TCW tak hanya menekankan investasi pada nilai imbal hasil yang tinggi, namun juga mengedepankan prinsip dampak dan nilai yang lebih luas kepada masyarakat sesuai dengan prinsip ESG ( Environmental, Social, and Corporate Governance) dalam menentukan instrumen investasinya.
Bahana TCW juga telah menjadi pelopor dengan meluncurkan produk investasi hijau ( green fund) melalui produk Bahana Kehati Lestari yang diluncurkan sejak 2007 silam.
Di samping itu, Bahana TCW juga memiliki empat produk reksa dana abadi ( endowment fund) yang berkontribusi pada pembangunan SDM dan pendidikan, di antaranya Bahana Makara Prima bekerja sama dengan ILUNI FEB-UI untuk program pendidikan dan beasiswa.
BACA JUGA:Soal Pemilu 2024, Kemendagri: Pemerintah, KPU, Bawaslu dan DKPP Sudah On
Selain itu ada pula Bahana MES Syariah Fund untuk mendukung kegiatan dan program pengembangan ekonomi syariah dan reksadana syariah PTS Generasi Gemilang bekerja sama dengan IPB.
Produk investasi berkelanjutan yang telah digagas oleh perusahaan merupakan bukti dari komitmen perusahaan untuk memberikan nilai tambah baik di bidang pendidikan, lingkungan, ekonomi, dan sosial.
"Tugas kami adalah bagaimana investasi tersebut dikelola dengan asas risk culture dan good corporate governance yang kuat sehingga dapat memberikan manfaat pula bagi investor,” tutup Doni. (jun)