BANDUNG, RADARCIREBON.COM - Nama Siti Runengsih atau Nining disebut-sebut dalam sidang lanjutan Sunjaya Purwadisastra di Pengadilan Negeri Bandung Kelas 1A Khusus, Senin 10 April 2023.
Nama Nining disebut oleh para tenaga honorer dilingkup Pemerintah Kabupaten Cirebon yang dihadirkan menjadi saksi terkait aliran uang dari.
Dalam sidang tersebut, ada 7 tenaga honorer yang kompak menyebut nama Nining yang menjadi penghubung dengan Bupati Cirebon, Sunjaya Purwadisastra.
BACA JUGA:Mahfud MD Bentuk Satgas untuk Bongkar Transaksi Mencurigakan di Kemenkeu
Komunikasi antara keluarga honorer dengan Nining inilah kemudian keluar nominal untuk bisa menjadi tenaga honorer.
Pertemuan sendiri dilakukan di rumah Nining yang menurut beberapa saksi tinggal di rumah yang beralamat di Kecamatan Depok.
Menariknya peran Nining begitu vital dalam rekrutmen Satpol PP. Bahkan, berkas lamaran, pengecekan postur dan tinggi badan sampai penyerahan uang pun ditransaksikan antara para keluarga tenaga honorer dengan dia.
BACA JUGA:Indra Sjafri Coret 11 Pemain dari TC Timnas U-22 untuk SEA Games 2023 Kamboja
Jaksa KPK pun sampai heran, kenapa para tenaga honorer menyerahkan uang kepada Nining, padahal saat awal meminta pekerjaan datang ke Bupati Sunjaya.
Kekesalan Jaksa KPK tersebut setelah para saksi dari tenaga honorer tersebut sebagian besar menyebut pemberian dengan alsaan sebagai bentuk rasa syukur.
"Kan minta kerjanya ke Bupati, lalu dapat kerja, kenapa ngasih rasa syukurnya ke bu Nining, bu Nining nya siapa, sebagai apa, ingat saksi sudah di BAP dan keterangannya dibawah sumpah ya," ujar salah satu Jaksa KPK dalam persidangan tersebut ketika ada sebagian tenaga honorer yang menyebut pemberian uang tersebut sebagai ucapan bentuk rasa syukur.
BACA JUGA:Puasa Tak Halangi Rupbasan Cirebon Memelihara Barang Sitaan KPK
Sebagian besar tenaga honorer sendiri dari keterangan saksi-saksi menyerahkan uang beragam dari mulai 20 juta sampai 45 juta perorang.
Dalam sidang kali ini, baru 7 orang saksi tenaga honorer yang di dengarkan kesaksiannya dihadapan majelis hakim.
Sementara itu, salah satu tenaga honorer dilingkup Pemerintah Kabupaten Cirebon, Asep mengatakan awal ia ikut melamar sebagai tenaga honorer setelah ditawari oleh orang tuanya untuk bekerja sebagai tenaga honorer.
"Orang tua lihat saya kerja serabutan lalu menawari saya untuk bekerja sebagai honorer, orang tua saya timses Bupati, lalu setelah ada komunikasi dengan Bupati akhirnya diarahkan untuk bertemu dengan bu Nining," ujarnya.
BACA JUGA:bjb Berbagi Ramadan Memberi 1444 H Terbar Kebermanfaatan Bagi Masyarakat
Setelah bertemu dengan Bu Nining, diakui Tohari orang tuanya menyerahkan sejumlah uang kepada bu Nining untuk bisa bekerja di salah satu SKPD di lingkup Pemerintah Kabupaten Cirebon.
"Kenal dengan Bu Nining itu diarahkan oleh Pak Bupati, awalnya saya menghadap dengan orang tua di Pendopo dan bertemu langsung.”
“Katanya setelah menghadap Pak Sunjaya diberikan kontak bu Nining dan akhirnya dihubungi, lalu ketemuan dirumahnya," imbuhnya.
Dari pertemuan itu, kemudian ditindak lanjuti dengan penyerahan uang yang diberikan langsung ke Siti Runingsih untuk rekrutmen di Satpol PP sendiri terjadi di tahun 2017.
BACA JUGA:Tingkatkan Literasi Pasar Modal Syariah, OJK Beri Edukasi Fatayat NU
Sementara itu, saksi lainya Ade mengaku ia menyerahkan sejumlah uang sesuai dengan yang sudah ditentukan. Untuk tahapan penerimaan sebagai tenaga honorer dilingkup Pemerintah Kabupaten Cirebon.
"Saya bayar setelah tes, bayarnya 40 juta bayarnya lewat bu Nining, saya tidak tahu apakah uangnya diberikan ke Pak Sunjaya atau tidak, yang jelas saya pengen kerja, saya diminta bayar maka saya bayar, sekarang gajinya 1,3 juta perbulan," ungkapnya.
Nining sendiri disebut-sebut oleh sebagian saksi sebagai kerabat dekat Sunjaya. Karena ke dekatannya dengan Sunjaya maka para tenaga honorer percaya serta menyerahkan uang tersebut ke Nining. (dri)