CIREBON, RADARCIREBON.COM - Siswa SDN 2 Tukmudal Kecamatan Sumber mengajar belajar diri berbagi sejak dini. Terutama siswa yang berlatar belakang berkecukupan.
Memberi memang bisa dilakukan oleh siapapun. Kapan pun dan dimanapun. Tak harus menunggu kaya, untuk bisa memberi dan berbagi. Makanya, para pelajar mengajar. Diperkenalkan tentang keutamaan memberi dan berbagi. Lewat kegiatan ramadhan pesantren.
Pesantren ramadhan atau dikenal dengan pesantren kilat itu, diselenggarakan selama satu minggu lamanya. Proses pembelajaran ditingkatkan pada pemahaman terkait materi keagamaan. Salah satunya terkait shodaqoh atau berbagi.
Pesantren Ramadhan di SDN 2 Tukmudal ini, terbilang rutin. Hampir dilaksanakan setiap tahunnya. Sudah menjadi ketentuan, saat ramadhan, sekolah diharuskan menyelenggarakannya satu minggu lamanya.
BACA JUGA: RWC Mulai Tebar Pesona, Berbagi 1000 Takjil di Pasar Minggu
"Kami di SDN 2 Tukmudal, tidak hanya melarang tentang keutamaan memberi. Tapi juga sekaligus mempraktikannya. Untuk belajar agar kelak, mereka tidak sungkan memberi," kata Kepala SDN 2 Tukmudal, Yeyet Nurhayati.
Memang, prioritasnya yang memberi mereka para pelajar berkelebihan kepada mereka yang berkekurangan.
Caranya, dengan mengumpulkan ikan lautnya. Semampunya. Tidak hanya dipaksakan untuk siswa saja. Tapi tenaga pengajarnya juga ikut mendaftar, sebagai pembelajaran. Setelah terkumpul dijadikan paket sembako, bingkisan lebaran serta uang santunan.
"Ya, gurunya juga kita berlakukan untuk iuran. Harus berpartisipasi. Untuk melarang kepada anak, jangan hanya nyuruh tapi kitanya tidak melaksanakan," ujarnya.
BACA JUGA: Pemberi Gratifikasi kepada Sunjaya Tidak Bisa Tidur Nyenyak, Ternyata Ancamannya Sama
BACA JUGA: Perintah Panglima TNI Usai Serangan Brutal KKB yang Menyebabkan Anggota TNI Gugur di Papua
Ia pun bersyukur tidak kurang dari 50 paket itu bisa disalurkan di hari terakhir ramadhan pesantren. Sasaran utamanya pelajar SDN 2 Tuk Mudal yang kebetulan sudah tidak memiliki orang tua, dari kelas satu sampai kelas 6. Baru setelah itu, diberikan kepada abang-abang pengayuh becak.
Perempuan yang sekaligus merupakan ketua PGRI Kabupaten Cirebon ini menegaskan langkah yang dilakukan ini, bertujuan untuk memupuk mental siswa, disiplin dan berkepribadian luhur. Taat dalam menjalankan ibadah serta berahlakul karimah.
Ia pun berharap langkah kecil dari sekolahnya bisa menjadi motivasi untuk sekolah lain. Untuk bisa melaksanakan hal serupa. "Momentumnya mumpung di bulan suci ramadhan. Kasihi dan santuni lah fakir miskin dan anak yatim," imbuhnya.