Kain Batik Trusmi Hingga Zimbabwe

Rabu 08-01-2014,12:31 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

CIREBON - Sekitar lima kilometer sebelum memasuki kota Cirebon, pengunjung dapat berwisata di Sentra Batik Trusmi, Desa Trusmi, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon. Menyusuri jalan aspal sempit desa itu, yang terlihat bangunan mewah para pedagang batik. Saat Radarcirebon.com menyambangi Pusat Grosir Batik Trusmi, ada dua versi batik yang dipengaruhi daerah pedalaman, Solo dan Pengging. Dan versi lain, daerah pesisiran. Disebut demikian, hasil akulturasi Cirebon sebagai kota pelabuhan yang disinggahi saudagar Cina dan Eropa. \"Ciri khas buatan pengrajin batik Cirebon adalah warna-warna cerah dengan bentuk bunga. Berbeda, dengan batik Jawa yang berwarna gelap,\" ujar Hardiyan, pengelola Pusat Grosir Batik Trusmi, kepada Radarcirebon.com, Rabu (8/1) Tak kurang dari 500 orang pengrajin batik berada di Trusmi, selain penduduk setempat, ada yang berasal dari daerah sekitarnya, seperti Desa Kaliwulu, Kalitengah, dan Gamel. Hardiyan menambahkan pangsa pasar batik Cirebon hingga Zimbabwe setiap empat bulan. \"Kami mendapatkan pesanan dari Jepang dengan motif bunga sakura dalam jumlah besar,\" pungkasnya. Masyarakat setempat menjadikan batik sebagai sumber utama roda ekonomi mereka. Penelusuran Radarcirebon.com, sepanjang jalan Syeikh Datu Kahfi dan jalan Panembahan Senopati, mereka membuka gerai atau display dagangan yang menyatu dengan tempat tinggalnya. Tanpak rumah-rumah kuno dengan perabot antik menjadi daya tarik ke Trusmi. (wb)

Tags :
Kategori :

Terkait