CIREBON - Ada kabar baik dari Cirebon, Jawa Barat, terutama perajin batik Cirebonan. Para perajin batik di daerah Pantura Kabupaten Cirebon mengaku pesanan batik tulis tradisional motif klasik Cirebonan untuk pasar ekspor tujuan Singapura meningkat. \"Pesanan berbagi jenis batik tulis khas Cirebon dari Singapura terus meningkat, biasanya sekitar 500 kain batik, kini bisa mencapai sekitar 800 kain,\" kata Haryono, salah seorang perajin batik di Trusmi Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Rabu, (8/1). Haryono menuturkan, aneka motif batik tulis klasik seperti Paksinaga Liman, Megamendung, Patran Keris, Singa Payung, Singa Barong, sangat diminati oleh konsumen asal Singapura. Ia menambahkan, liburan pergantian tahun pesanan batik tulis klasik tersebut cukup menggirahkan, diharapkan permintaan terus meningkat, sehingga usaha batik mampu mendongkrak ekonomi masyarakat Cirebon. Padahal, lanjut Haryono, aneka batik klasik Paksinaga Liman, Megamendung, Patran Keris, Singa Payung, Singa Barong, dalam proses pembuatannya membutuhkan keahlian khusus, sehingga produksinya terbatas. Cirebon merupakan daerah penghasil batik yang memiliki motif unik dan khas. Yang harus dipertahankan sehingga mampu bersaing dan diminati oleh pasar ekspor seperti Singapura dan Eropa. Hardyan, pengelola Pusat Grosir Batik terbesar di Cirebon, mengakui tidak hanya Singapura, saat ini Jepang dan Zimbabwe memiliki minat batik Cirebon cukup tinggi. \"Selama ini masyarakat mengenal hanya batik Solo, Yogya dan tempat lainnya. Untuk itu, kami berharap Cirebon, dan khususnya batik Trusmi dapat tampil di tingkat nasional,\" harapannya, saat ini sedang membuka cabang Medan, Jakarta, dan Surabaya. Terkait klaim batik dari Malaysia? Ia tidak takut batik diklaim bangsa lain. \"Megamendung buatan Malaysia itu kasar. Megamendung buatan Trusmi lebih halus\", pungkasnya. (wb)
Batik Trusmi ‘Terus Bersemi’ di Kancah Internasional
Rabu 08-01-2014,21:01 WIB
Editor : Dian Arief Setiawan
Kategori :