CIAWIGEBANG – Kisah mengharukan menimpa salah seorang pria asal Desa Kapandayan, Kecamatan Ciawigebang, Sajam (50). Lantaran tak mempunyai rumah, ia terpaksa ngemper di rumah tetangga untuk tidur tiap malam. Dari malam ke malam, Sajam tidur tak menentu di rumah siapa pun. “Sajam ini berkebutuhan khusus, ia enggak menentu karena tak punya rumah. Kasihan dia, enggak ada yang ngurus. Sehingga saya yang ngurus sejak dia kecil, terutama untuk kebutuhan makan,” tutur Ny Tuti (65), kerabat Sajam yang juga tidak punya rumah. Dirinya sangat bersyukur, karena kini Sajam dan dirinya mempunyai tempat tinggal. Meski luas bangunan tidak sebesar rumah biasanya, namun ia sangat berterima kasih kepada Yayasan Cradenta dan Ormas Pekat Kuningan yang telah membangunkan rumah permanen. “Kami sangat senang dan sangat berterima kasih. Karena selain dibangunkan rumah, perabotan rumah pun diberi termasuk televisi. Semoga amal ibadah pemberi bantuan mendapatkan balasan yang setimpal,” ucap sang nenek yang sudah tidak memiliki suami itu. Rumah Sajam berlokasi di Dusun Kliwon RT 10 RW 05, Desa Kapandayan, Kecamatan Ciawigebang, berukuran 6x4 meter. Bangunannya sudah rampung tinggal finishing dengan lantai keramik. Kemarin (9/1) dilaksanakan syukuran sekaligus serah terima kunci dari Ketua Pekat Kuningan, H Dudung Mundjadji SH. Serah terima itu disaksikan oleh Ketua Dewan Penasihat Pekat, HM Ridwan Setiawan SH MH MSi. Begitu juga Kapolsek Ciawigebang, Kompol Erawan Kusmayadi serta caleg DPRD dari PDIP nomor urut 6 dapil 3, Ati Widiawati. Bahkan Ridwan Setiawan yang menjabat sekretaris DPRD diberikan kesempatan untuk menyampaikan sambutan. “Alhamdulillah akhirnya rumah ini selesai dibangun dan sudah bisa ditinggali meski nanti akan dikeramik. Silakan kepada Pak Sajam dan Bu Tuti untuk menempatinya, karena hasil rereongan ada bantuan pula untuk kasur dan perabotan rumah,” tutur birokrat semi politisi itu. Pembangunan rumah Sajam menelan biaya senilai Rp16,8 juta. Menurut Ketua Pekat Kuningan H Dudung didampingi sekretarisnya, Mulyana Latif SE, dana tersebut diperoleh dari hasil rereongan para donator. Melihat Sajam yang terlunta-lunta akibat tak mempunyai tempat tinggal, pihaknya tersentuh untuk memperjuangkan rumah. “Ini lahan masih milik kerabat Sajam. Kami bangun di atasnya agar Pak Sajam tidak ngemper lagi di rumah orang-orang. Kasihan, Pak Sajam ini perlu dibantu. Sehingga kami pun berterima kasih kepada para donator yang telah berpartisipasi,” ungkapnya. Melihat biaya yang dihabiskan dalam membangun rumah, Dudung sempat mengkritisi dana rutilahu yang hanya Rp7,5 juta. Tampaknya, kata dia, nominal dana tersebut perlu dievaluasi, karena masih jauh dari cukup. (ded)
Biasa Ngemper, Sajam Kini Punya Rumah
Jumat 10-01-2014,10:52 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :