“Untuk apa perguruan tinggi kalau orang mencari kebenaran berdasarkan framing. Ini persoalan besar bagi para sajana ilmu sosial untuk menyelesaikan masalah tersebut,” tandasnya.
BACA JUGA:AMBISI BESAR Beckham Putra Setelah Juara SEA Games 2023, Persib dan Bobotoh Selalu Disebut
Karena itu, tambahnya, fakta tidak lagi menjadi penting. Yang dianggap penting adalah framing. Dan langkah selanjutnya adalah yang disebut buzzer.
“Jadi para pendakwah akan kalah dengan buzzer. Jadi fakultas dakwah diganti dengan fakultas buzzer,” guaru Dahlan Iskan yang disambut gelak tawa oleh para hadirin.
Banyak yang sudah tahu apa itu buzzer. Secara umum buzzer adalah orang yang memanfaatkan akun media sosial miliknya guna menyebarluaskan informasi atau promosi dari suatu produk.
Buzzer itu bisa mendapatkan penghasilan dengan mempromosikan, mengkampanyekan, atau mendengungkan suatu topik.
“Nah, inilah yang disebut dengan kebenaran baru,” pungkas bos Disway National Network (DNN) ini. (*)
BACA JUGA:CERITA Dahlan Iskan ke Al Zaytun, Pertama Kali Nyanyi Indonesia Raya 3 Stanza, Sehari Sampai 2 Kali