MAGETAN, RADARCIREBON.COM - Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun Jawa Timur, menjadi peristiwa paling kelam dalam kehidupan leluhur Dahlan Iskan.
Betapa tidak, mantan Menteri BUMN ini harus kehilangan 7 leluhurnya sekaligus dalam insiden berdarah itu.
“Tujuh kiai kami dibunuh bersama. Dimasukkan sumur hidup-hidup. Lalu ditimbun. Termasuk dua ustad kami yang didatangkan dari Mesir,” ungkap Dahlan Iskan.
Ungkapan itu dituliskanya di kolom Catatan Dalam Iskan yang dimuat dan sejumlah media di jaringan Disway National Network (DNN). Termasuk di radarcirebon.com, belum lama ini.
BACA JUGA:OH TERNYATA! Otak Syekh Panji Gumilang Dicuci dr Terawan, Begini Ceritanya
Salah satu yang menjadi korban keganasan PKI di Madiun adalah kakek Dahlan Iskan sendiri. Namanya Imam Mursyid Muttaqin. Dia adalah pewaris Pondok Pesantren Sabilil Mutaqien (PSM) di Takeran, Magetan Jawa Timur
Imam Musrsyid Muttaqin, ungkap Dahlan, juga menjadi orang nomor satu tarekat Satariah. Pimpinan tarekat itu diwariskan dari kakeknya, Hasan Ulama.
“Ketika Hasan Ulama meninggal ‘keguruan’ Satariyah diwariskan ke cucunya: Imam Mursyid Muttaqin,” tulis Dahlan.
Hanya sayang, pimpinan PSM sekaligus mursyid tarekat Satariah tersebut meninggal muda. “Dibunuh PKI dalam pemberontakan PKI Madiun 1948,” jelas Dahlan Iskan.
Maka wajar ketika Dahlan Iskan bersama istrerinya, Nafsyiah Sabri gemetar ketika memasuki are Monumen Soco.
Monumen tersebut merupakan bekas sumur tua yang digunakan untuk mengubur para tokoh anti-PKI.
Monumen tersebut berada di Desa Soco Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan. Karena itu, bekas sumur tua bukti kekejaman PKI 1948 itu disebut Monumen Soco.
Seperti diberitakan sebelumnya, Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan Minggu lalu bersenam ria di Desa Soco Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan Jawa Timur.