“Mari akal sehat kita muhasabah. Adakah di lingkungan pendidikan ini (teroris)? No! Sampai kapanpun tidak bakal ada teroris. Camkan itu. Hai anak-anaku, jangan terpengaruh. Hai wali santri, jangan terpengaruh. Tidak ada teroris di tempat ini. Catat. Sejarah akan mengatakan,” bebernya.
Sebaliknya, sambung Syekh Al Zaytun, orang yang memfatwakan macam-macam, justru terdapat unsur yang dicokok oleh Densus 88, karena diduga terlibat jaringan teroris.
“Adakah teroris di sana? Densus 88 masuk dan mencokok teroris ada di lembaga yang selalu mengatakan ini haram, ini halal dan lain-lain. Catat. Sejarah tidak akan diam. Mana yang teroris?” katanya.
Karenanya, Syekh Panji menyayangkan, lembaga yang disuruh untuk menjaga ketenteraman, justru menuduh teroris dan sesat. Padahal, di dalam lembaga tersebut malah menyimpan teroris.
BACA JUGA:Penyebar Video Mirip Rebecca Siap-siap Saja, Akun Sudah Diketahui dan Dilaporkan ke Polisi
“Densus 88 itu buktinya, mencokok. Kita belum tahu, apa hasilnya. Itu yang di pusat. Berjalan nyeberang laut sedikit. Dicokok lagi, ada teroris di situ,” tandasnya.
“Mereka mengatakan sesat, lembaga ini dianggap sarang teroris. Buktikan. Syekh Panji gumilang akan menghadapi semua tuduhan itu. Buktikan,” tegasnya.
Yang membuktikan itu, kata Syekh, tentu Densus 88. Karenanya, dalam taushiyah tersebut Syekh berpesan agar Indonesia tidak dibakar oleh fitnah yang terus menerus.
“Indonesia ini rumah kita, jangan dibakar oleh fitnah. Indonesia rumahku, Asia halaman rumahku. Afrika, Eropa, dan lain-lain benua tempat rekreasiku,” katanya.
BACA JUGA:Sahabat Gantikan Wisuda, Mahasiswi IAIN Cirebon asal Indramayu Meninggal Dunia Jelang Prosesi
Menurutnya, umur Al Zaytun sudah 25 tahun. Kalau ukuran sudah dewasa. Sudah punya otak yang sehat, punya otak yang merdeka. Bukan sudah merangkak.
“Kita sudah menganggap dunia Islam ini, sudah ke depan. Jangan lagi melihat ke belakang. Itu hanya tumpangan sejarah. Camkan baik-baik, lembaga yang punya wewenang. Wewenangmu jangan disalahgunakan,” pungkasnya.