RADARCIREBON.COM - Pendiri Pesantren Al Zaytun Indramayu, Syekh Panji Gumilang dianggap sering melakukan tindakan yang mengundang kontroversi.
Menurut Kantor Kementerian Agama Kabupaten Indramayu, apa yang dilakukan Syekh Panji Gumilang di Mahad Al Zaytun bukan kontroversi, namun tidak lazim.
Di balik 'tidak lazimnya' tindakan Syekh Panji Gumilang, sederet sifat dan tindakan pimpinan Al Zaytun ini, patut mendapat apresiasi.
Sejak masih duduk di sekolah rakyat (SD), Syekh Panji Gumilang kecil sudah bercita-cita ingin menjadi pengajar atau guru.
BACA JUGA:TERUNGKAP! Bocoran Sumber Dana Mahad Al Zaytun, Pantas Saja Proyek Mercusuar Terus Jalan
Hal tersebut merupakan titisan dari sang ayah, yang merupakan seorang kepala desa sekaligus tokoh pendidik di kampung halamannya.
Syekh Panji Gumilang yang lahir di Gresik 30 Juli 1946 itu, memiliki seorang ayah yang merupakan kepala desa juga memiliki sebuah sekolah sekaligus pejuang.
Melihat sang ayah demikian, tumbuh rasa bangga pada diri Syekh Panji Gumilang kecil dan memecut dirinya untuk melakukan hal yang sama di masa datang.
Dikutip dari laman tokoh.id, Ayah Panji Gumilang mempunyai banyak nama, sekali waktu dipanggil Panji Gumilang, Syamsul Alam, Mukarib, atau Imam Rasyidi.
BACA JUGA:Jawaban Kivlan Zen Ditanya Kaitan NII KW9 dan Al Zaytun, Publik Masih Curiga
Ayah Panji merupakan Kepala Desa Dukun, Kecamatan Gresik yang saat itu Kabupatennya Surabaya.
Selain dari sang ayah, darah pemimpin mengalir di tubuh Syekh Panji Gumilang datang dari sang kakek.
Disebutkan pula, kakek Panji Gumilang merupakan mantan Kepala Desa Dukun, Kecamatan Gresik.
Sejak kecil, Panji Gumilang sudah mendapat motivasi dari sang ayah, diberi amanat untuk memberantas buta huruf di desanya.
BACA JUGA:Berprestasi, Tiga Personel Polres Majalengka Terima Penghargaan