Sapri Sale pun melebarkan langkahnya. Yakni dengan membuka kursus bahasa Ibrani di Jakarta.
Ia mengatakan, peminat kursus bahasa Ibrani kebanyakan orang beragama Kristen. Namun ia berharap bahwa kedepannya umat Islam juga akan merasa tertarik untuk belajar bahasa Ibrani.
Memang, banyak warga Indonesia menganggap bahasa ibrani sebagai hal yang tabu. Tapi, bahasa ini sama pentingnya dengan bahasa-bahasa lain.
"Aktivitas saya tidak hanya mengajarkan bahasa Ibrani tapi juga upaya meminimalkan stigma negatif tentang Israel dan bahasa Ibrani di Indonesia," kata Sapri.
BACA JUGA:Sembilan Napi Lapas Cirebon dapat Remisi Khusus Waisak
“Banyak orang Indonesia tidak mengerti keadaan sebenarnya tentang konflik Timur Tengah. Mereka melihatnya berdasarkan pandangan anti-Israel, semata-mata demi solidaritas mereka kepada warga Palestina," katanya.
Langkah untuk memperkenalkan Bahasa Ibrani di Jakarta yang digagas pria asal Sulawesi Tengah mendapat berbagai tanggapan yang beragam. Banyak pihak yang mengkritik upaya Sapri Sale ini. Namun dukungan juga ia terima dari berbagai pihak, termasuk beberapa tokoh agama.
Ia menegaskan, kritik atau bahkan ancaman dan intimidasi tidak akan menyurutkan niatnya ini. "Tujuan utama saya adalah membangun jembatan komunikasi antara dua negara, Indonesia dan Israel, untuk mempromosikan dialog dan saling pengertian," dikatakannya.
Kursus bahasa Ibrani sudah dimulai, bertempat di kantor Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Kursus yang digelar selama satu setengah jam, setiap hari Senin dan Rabu ini diikuti sekitar 20 siswa belajar Senin dan Rabu.
BACA JUGA:Sering Dituding, Inilah 5 Difinisi Sesat Menurut Civitas Mahad Al Zaytun
Ia berharap, para siswa bisa memahami bahasa Ibrani dasar. “Murid-murid saya berasal dari berbagai latar belakang - Muslim, Kristen dan lainnya, tapi kebanyakan orang Kristen," katanya.
“Prediksi saya di masa depan adalah lebih banyak siswa Muslim yang akan bergabung dengan kelas saya, karena kesamaan bahasa Ibrani dan Arab. Dan juga karena Ibrani lebih mudah dipelajari,” harap Sapri.
Dikatakan Sapri Sale, sebagian besar siswanya tertarik untuk belajar budaya dan bahasa baru yang biasanya aksesnya hanya sedikit. Beberapa murid Kristennya mengikuti kursus karena mereka ingin bisa membaca Alkitab dalam bahasa aslinya. Sapri Sale tertarik pada Israel dan bahasa Ibrani sejak awal 1990an saat ia menjadi mahasiswa Sastra Arab di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir.
Pada tahun 2006, pria kelahiran kota Palu, Sulawesi Tengah, dan dibesarkan di Malang mulai menyusun kamus bahasa Ibrani-Indonesia pertama. Kamus ini baru diterbitkan pada tahun 2016. Penerbitan kamus yang disebut Milon Rishon ini disambut hangat oleh berbagai kalangan gereja, seminari, pelajar, dan empat universitas negeri Islam.
BACA JUGA:Garnacho Hadapi Asnawi, Jordi Armat Kawal Messi, Timnas Indonesia vs Argentina Bertabur Bintang
Ia menambahkan, beberapa ratus eksemplar telah dibagikan pada komunitas Muslim dan Kristen di Indonesia. Salah satu imam senior di Indonesia yang namanya untuk tidak diungkapkan, juga mendukung kamus tersebut.