Songkok, Populer di Zaman Soekarno, Dilestarikan Syekh Panji Gumilang

Kamis 08-06-2023,17:53 WIB
Reporter : Yuda Sanjaya
Editor : Yuda Sanjaya

Oleh Melayu Malaysia yang dahulu dijajah oleh Inggris, istilah ‘skull cap’ mengalami perubahan pelafalan. Dari yang semula bunyi ‘skol-kep’ menjadi ‘song-kep’. Dan akhirnya menjadi ‘song-kok’. 

Istilah songkok di nusantara cukup populer pada zaman Presiden Soekarno. Namun kini, nama songkok sudah langka digunakan, orang lebih sering menyebut peci.

BACA JUGA:GAWAT, Ditemukan Bunker Narkoba di Kampus Ternama, Perwira Polisi Ini Turun Tangan

Namun peci atau songkok, bagi Syech Al-Zaytun, Dr AS Panji Gumilang bukanlah sekadar asesoris penghias kepala. Peci yang merupakan simbol 'mahkota' dapat menunjukkan identitas suatu bangsa yang memakainya.

Syekh Al Zaytun, pernah bercerita, konon orang Indonesia yang tinggal di negara-negara Arab, sangat mudah dikenali dari peci yang dipakainya.

Apabila peci yang dipakai adalah peci dengan tampilan pendek atau tipis, apalagi warna hitamnya mulai memudar menjadi warna anggur, sudah dapat dipastikan itu orang Indonesia. Biasanya mereka bekerja di Arab sebagai TKI. Dan itu sudah menjadi mindset dunia.

Sejak awal berdirinya Mahad Al Zaytun, Syekh Al Zaytun telah melaunching songkok khas Al Zaytun. Songkok itu tampilannya berbeda dengan biasanya.

BACA JUGA:Sebelum ke Indonesia Messi Membuat Keputusan Penting, Alasannya Bisa Bikin Fans Barca Patah Hati

2

Songkok itu dengan tampilan tinggi 9-10 cm ada sedikit trap di atasnya. Trap itu menambah gagah siapapun yang memakainya.

Demikianlah, songkok Al-Zaytun. Songkok itu membawa pesan bahwa bangsa Indonesia bukanlah bangsa kuli. Bangsa Indonesia adalah bangsa besar. Bangsa yang menjunjung tinggi 'mahkota' atau jatidirinya. (*)

Kategori :