MAJALENGKA–Dinas Perhubungan bidang Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Majalengka mencatat masih banyak titik penggunaan alat telepon genggam minim sinyal. Jelas hal ini tentunya menganggu kebutuhan komunikasi di Kota Angin belum sepenuhnya terjangkau oleh provider telekomunikasi. Kepala Bidang Komunikasi dan Informatika, Wawan Kurniawan SSos MT menyebutkan dari data yang berada di pihaknya tercatat sebanyak 212 titik belum terjangkau provinder telekomunikasi. Imbasnya di beberapa titik tersebut penggunaan alat telepon genggam tidak terjangkau oleh sinyal. “Notabene kondisi ini berada di wilayah selatan (dataran tinggi, red) Majalengka. Hal ini murni berdasarkan hasil survei pihak kami ke lapangan. Ini jelas sangat menganggu kebutuhan komunikasi bagi warga yang berada di titik itu,” tuturnya, saat ditemui Radar di ruang kerjanya, Rabu (15/1). Menurut Wawan, pihaknya sudah berupaya dengan berkoordinasi beberapa pihak provider yang berada di Majalengka hingga Cirebon. Pasalnya, kebutuhan komunikasi jelas sangat penting bagi seluruh masyarakat dalam hal ini penggunaan komunikasi telepon seluler. Kominfo Majalengka juga mengimbau kepada seluruh provider yang produk-produknya sudah tersebar di kota Angin jangan hanya memintangkan bisnis semata, melainkan kebutuhan jaringan komunikasi bagi masyarakat luas. Di samping itu, pihaknya juga mengakui cukup banyak proposal maupun pesan singkat yang masuk ke meja maupun telepon petugasnya. Keinginannya hampir sama yakni keberadaan sinyal di beberapa daerah agar kebutuhan komunikasi berjalan dengan lancar. “Kami terus berupaya untuk meminta ketersediaan tower dibeberapa titik sesuai dengan permintaan masyarakat. Karena hari ini saja sudah ada sekitar enam usulan masyarakat yang meninginkan keberadaan tower sebagai fungsi dari sinyal telepon,” tuturnya. Sementara itu, di Desa Majasari, Kecamatan Ligung adalah salah satu titik di daerah utara Majalengka yang masih minim ketersediaan sinyal telepon seluler. Anggota DPRD Majalengka, Zulkarnaen mengaku dari keluhan masyarakat banyak didesanya salah satunya adalah belum adanya ketersediaan tower untuk kebutuhan jaringan telepon. Itu berimbas kepada komunikasi jarak jauk seperti ke luar negeri. Sebab notabene banyak warga desa Majasari menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) diluar negeri. “Mudah-mudahan saja sejumlah provider dan instansi terkait mampu mengatasi permasalah ini. Sinyal telepon saat ini memang menjadi kebutuhan utama seiring banyaknya HP yang berharga murah. Sehingga banyak masyarakat kalangan bawah tidak sedikit menggunakan telepon genggam tersebut. Oleh karena itu, kami mendesak kepada provider untuk bisa menyediakan pembuatan tower untuk kebutuhan komunikasi masyarakat,” pintanya. (ono)
212 Titik Belum Terjangkau Provider Telekomunikasi
Kamis 16-01-2014,07:31 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :