MAJALENGKA, RADARCIREBON.COM – Kepala Staf Presiden (KSP), Jenderal TNI (Purn) Dr H Moeldoko, tak bersedia memberikan jawaban ketika ditanya mengenai kontroversi Syekh Panji Gumilang dan Mahad Al Zaytun.
Dalam pernyataannya, Moeldoko justru balik bertanya. Apa lagi yang perlu ditanggapi. “Apa lagi yang ditanggapi, biasa saja,” kata Moeldoko yang hadir di Alun-alun Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, belum lama ini.
Pertanyaan yang mengarah kepada Moeldoko bukan tanpa alasan. Dia pernah tampil dalam wawancara dengan salah satu televisi swasta yang membahas mengenai Al Zaytun.
Kemudian, Moeldoko juga pernah berhubungan dengan Syekh Panji Gumilang dalam kapasitasnya ketika bertugas sebagai Pangdam III Siliwangi maupun Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).
BACA JUGA:Indonesia vs Argentina, Siapa Pemain Garuda Paling Mahal?
Kepala Staf Presiden juga sempat hadir beberapa kali di pondok pesantren tersebut. Bahkan yang terbadu secara virtual ketika peringatan 1 Muharram, beberapa bulan lalu.
“Saya sudah beberapa kali hadir di Pondok Pesantren Al Zaytun, pertama kali saat menjadi Pangdam III Siliwangi,” kata Moeldoko, dalam sambutan virtual yang ditayangkan Mahad Al Zaytun.
Dia mengaku kaget dan tidak menyangka ada pondok pesantren seperti Al Zaytun. Bahkan, wawasan kebangsaan ditanamkan dalam berbagai kegiatan.
“Saya terkagum. Persoalan kebangsaan di sini, sungguh diperkuat luar biasa. Hampir semua kegiatan pendekatannya adalah wawasan kebangsaan,” katanya.
BACA JUGA:Ambruk Lagi, Bangunan Kantor Damkar Kota Cirebon Makin Memprihatinkan, Begini Nasib Pegawainya
Dalam pemaparannya di acara itu, Moeldoko mengingatkan bahwa dunia sedang menghadapi krisis yang luar biasa. Krisis pangan, energi dan keuangan global.
“Namun di balik semua itu, saudara saya Panji Gumilang telah mempelopori bagaimana dunia pesantren mampu dan mandiri menyediakan pangannya sendiri,” ungkapnya.
Sebagai bagian dari HKTI, Moeldoko mengaku kagum. Saat dirinya melihat gagal panen di Indramayu, tetapi Al Zaytun tidak demikian. Bahkan mampu mewujudkan kemandirian pangan.
“Saya sebagai HKTI juga menaruh rasa hormat. Saya melihat kegagalan panen di Indramayu. Tapi Al Zaytun ini memiliki semangat kuat di bidang kemandirian pangan,” katanya.
BACA JUGA:WOW! Untuk Gaji Saja, Al Zaytun Habis Rp 4,2 Miliar, Setahun Bisa 51,1 Miliar