Tak goyah dari apa?“Dari berbagai ucapan mereka yang belum mumpuni dalam memahami tujuan Allah SWT dalam mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai rahmatan lil 'alamiin," sebut Sumarti.
Sumarti pun maklum akan level-level keilmuan orang yang tidak suka, dalam memahami Mahad Al Zaytun. Sebab menurutnya, ukuran orang berilmu sejati mengaplikasikan Al Qur'an dalam realitas kehidupan ini harus berdasarkan pada empat siklus. Yakni: tadarus, tadabur, tafakur dan tabayyun.
Karenanya, lanjut dia, jika belum berproses dalam empat siklus tersebut, maka mustahil mampu mengimbangi langkah-langkah dan pola pikir maju dari Al Zaytun dan warganya.
Dia menyebut bahwa warga Al Zaytun itu sudah jauh 10 kali lipat lebih maju secara peradabannya. “Dari pada kami warga sekitar. Saya harus jujur akui,” tandasnya.
BACA JUGA:WOW! Mahad Al Zaytun akan Kerahkan 20.000 Orang untuk Imbangi Demo Forum Solidaritas Dharma Ayu
Dia membocorkan cara bisa menembus Mahad Al Zaytun. Menurutnya ponpes ini hanya bisa ditembus dengan akal sehat, hati yang bersih dan objektif serta kecerdasan logika ilmu pengetahuan dalam mengimbanginya.
“Catatan saya pribadi, sepanjang seorang masih bercokol di hatinya sifat-sifat iri, dengki, dendam, dongkol, hobi menghujat, memfitnah, enggan/gengsi akui kelebihan orang lain, dan sederetan sifat negatif laiinya, dijamin makin tampak kebodohannya,” tulis dia lagi.
Dia pun mengakhiri unggahannya dengan mengajak semua sadar akan hal tersebut.. “Yuk kembali ke jalan Allah, cintailah sesama. Tebarlah manfaat kebaikan di bumi Allah ini. Stop saling fitnah,” begitu dia mengakhiri unggahannya itu.
Seperti diketahui, Mahad Al Zaytun bakal kembali menghadapi aksi demo pada Kamis, 22, Juni 2023 dan akan kembali mengerahkan massa sejumlah 20.000 orang termasuk di dalamnya wali santri.