Warga Wilayah Selatan Diminta Waspada

Sabtu 18-01-2014,10:31 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

MAJALENGKA-Musim hujan berkepanjangan dengan intensitas curah hujan yang cukup deras, menyebabkan terjadinya bencana banjir dan tanah longsor di mana-mana. Bagi daerah yang kondisi alamnya berupa perbukitan seperti halnya Kabupaten Majalengka wilayah Selatan, musim hujan seperti ini merupakan saatnya untuk benar-benar meningkatkan kewaspadaan. Komandan Rayon Militer (Danramil) 1706 Bantarujeg Kapten Inf Iriyanto mengatakan, wilayah Selatan Kabupaten Majalengka yang kondisi alamnya banyak perbukitan sangat rawan terjadinya bencana tanah longsor. Terlebih dengan intensitas curah hujan yang cukup deras seperti saat ini, bencana alam tanah longsor mengintai tempat tinggal warga yang ada di perbukitan sehingga harus waspada setiap saat. “Sampai saat ini meskipun musim hujan dengan curah hujan yang cukup deras, alhamdulillah wilayah Selatan Kabupaten Majalengka masih dalam kondisi aman dan kondusif. Hanya saja bagi warga yang tempat tinggalnya ada di daerah perbukitan, saat ini harus benar-benar meningkatkan kewaspadaan karena khawatir terjadi bencana tanah longsor,” jelas Kapten Inf Iriyanto kepada Radar saat dihubungi via ponselnya, Jumat (17/1). Dikatakan Iriyanto, aparatnya yang membawahi wilayah Kecamatan Bantarujeg dan Kecamatan Malausma terus berusaha mengingatkan warga agar meningkatkan kehati-hatian saat hujan turun. Hal itu perlu dilakukan guna mengantisipasi kemungkinan buruk seperti adanya bencana tanah longsor di daerah-daerah pemukiman penduduk yang ada di perbukitan. Selain mengingatkan warga di desa-desa yang ada di daerah perbuktitan kata Iriyanto, pihaknya juga sampai saat ini masih terus melakukan pengawasan terhadap lokasi bencana pergeseran tanah di Cigintung, Desa Cimuncang, Kecamatan Malausma. Pemukiman yang terkena bencana sejak April 2013 tersebut, sampai saat ini masih terjadi pergerakan tanah meskipun dalam kapasitas kecil. Ditambahkannya, memang Dusun Cigintung tersebut sudah lama dikosongkan warganya sejak terjadi pergeseran tanah pada April 2013 lalu karena kondisinya tidak memungkinkan lagi dijadikan tempat tinggal. Hanya saja untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan seperti adanya warga yang berkunjung ke lokasi bencana, pihaknya selalu mengingatkan untuk terus meningkatkan kewaspadaan. (eko)

Tags :
Kategori :

Terkait