Karenanya, dia meminta hak asasi Al Zaytun dihormati, karena berusaha memahami agama dari Alquran. Ajaran ini, juga bukan dibawa kepada masyarakat, tapi ditanamkan kepada generasi yang sedang dibawa untuk mencintai negara ini. Supaya bisa memahami ajarannya dengan baik.
"Agar ruhnya punya kemerdekaan. Agar pikirnya punya kemerdekaan. Sehingga yang dikhayalkan dunia baru bahagia, akan terjadi," tegasnya.
Penjelasan Salat Jaga Jarak di Al Zaytun
Terkait salat dengan jaga jarak di Masjid Rahmatan Lil Alamin, Panji Gumilang menjelaskan, peristiwanya terjadi tatkala covid-19.
Di saat semua masjid tutup, Al Zaytun tetap berjalan, karena punya tempat yang luas. Karenanya, sejak saat itu, diberlakukan social distancing termasuk saat beribadah.
BACA JUGA:Salat Idul Adha di Masjid Attaqwa Kota Cirebon: Hari Besar Kemanusiaan dan Keimanan
"Itu sejak pengumuman pandemi covid-19. Apakah kita tahu serangan akan kembali? Tahun 1918 ada Flu Spanyol dan kita tidak siap," katanya.
Salat dengan jaga jarak itu, bagi syekh adalah beragama supaya aman, hidup juga supaya aman. "Bagaimana sesat? Ndak ada. Saya tidak pernah mengatakan orang lain sesat, saya benar. Jangan sesatkan saya," tegasnya.
Penjelasan serupa juga disampaikan terkait dengan adanya umat Nasrani yang ikut dalam Salat Idul Fitri beberapa waktu lalu. Baginya, tidak ada yang salah dengan hal itu.
Dia pun balik bertanya: "Siapa yang mengatakan tidak benar? Alquran tidak mengatakan itu tidak benar. Orang bangsa Indonesia, sahabat karib, ingin duduk bersama. Salat itu apa? Salat itu berdoa. Saya tidak mengatakan agama lain, sahabat saya. Kemanusiaan yang adil beradab, harus diterapkan begitu," bebernya.
BACA JUGA:Aktivis Monique Rijkers Sarankan Pesantren Nyanyikan Lagu Yahudi seperti Al Zaytun, Ini Alasannya
Dijelaskan syekh, UUD memberikan kebebasan agama, keyakinan dan kepercayaan. Karenanya, tidak boleh menyatakan seseorang itu sesat.
Khatib Wanita di Al Zaytun
Terkait dengan rencana penggunaan Khatib wanita saat Salat Jumat, Syekh Panji Gumilang menyatakan hal itu belum dilaksanakan. Tetapi, nantinya akan dilakukan.
"Khatib wanita, saya yakin bisa. Pemikiran itu boleh mengatakan kita salah. Yang kita hadapi manusia yang punya hak untuk hidup dan beragama termasuk menjadi khatib."
"Saya bercita-cita itu, diumumkan. Siap-siap jadi khatib. Itu belum dilaksanakan. Tapi akan dilaksanakan," katanya.