Pengungsi Korban Banjir di Kecamatan Gegesik Butuh Pakaian

Selasa 21-01-2014,10:37 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

**Warga Klaim Banjir Terparah sejak Tahun 2007 CIREBON - Ribuan korban banjir di empat desa di Kecamatan Gegesik telah diungsikan. Berdasarkan pantauan Radar, volume air yang masuk ke pemukiman warga dan areal persawahan, akibat jebolnya tanggul sungai Jonggol Jagapura, berangsur-angsur mulai surut. Bahkan, ketinggian air yang tadinya mencapai 1-1,5 meter, kini mulai menyusut dan ketinggian air rata-rata 30 hingga 70 cm. Koorinator Lapangan (Korlap) Tim SAR Bantuan Komunikasi Radio Antar Penduduk Indonesia (Bankom RAPI) Kabupaten Cirebon, Saedi mengatakan, korban banjir kini sudah berada di tempat yang lebih aman. Sebagian besar mereka (korban) memilih mengungsi di rumah kerabat dan familinya. Sedangkan sebagian lainnya lebih memilih mengungsi di balai Desa Jagapura Kidul. Berdasarkan pengamatannya, banjir hampir melanda desa yang ada di Kecamatan Gegesik. Saat ini, kata dia, warga menggunakan perahu karet untuk beraktivitas keluar-masuk permukiman. Sebagian warga mengungsi di posko banjir dan balai desa, sementara yang memiliki rumah bertingkat bertahan di lantai dua rumah dan mengungsi di rumah kerabatnya. Mayoritas desa yang ada di Kecamatan Gegesik tergenang banjir. Namun ada empat desa yakni Desa Jagapura Kidul, Jagapura Kulon, Jagapura Wetan dan Jagapura Lor yang hampir tiap pemukiman, perumahan dan areal pesawahan tergenang air. Menurutnya, luapan air sungai Jonggol Jagapura sebagai akibat banjir. Nampaknya terjadi pendangkalan pada sungai tersebut dan lama tidak dilakukan pengerukan, akhirnya jebol. \"Dari empat desa ini, Desa Jagapura Kidul yang terparah. Hampir semua rumah yang ada di desa tersebut terendam, beruntung para korban saat ini selamat, dan berada di tempat yang lebih aman. Mereka mengungsi di rumah famili dan menginap di Balai Desa Jagapura kemarin (Minggu), dengan kedalaman air 1-1,5 meter, tapi sekarang sudah mulai surut. Kedalaman air saat ini sudah sepinggang orang dewasa. Tapi kalau hujan terus-terusan, kemungkinan besar volume air akan naik lagi. Oleh karena itu, kami dan petugas lainnya 24 jam melakukan penjagaan dan keamanan,\" paparnya kepada Radar, Senin (20/1). Atas musibah tersebut, saat ini posko, relawan, bantuan kesehatan serta logistik mulai berdatangan. Bahkan Senin pagi, Penjabat Bupati Cirebon Daud Achmad beserta rombongan telah meninjau lokasi banjir. Saat ini, bantuan yang telah datang berupa beras sebanyak 12.368 kg dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon, 20 dus air minum gelas dan 12 dus mie instan Alfa Mart, 2.000 karung bronjong dari BBWS Cimanuk Cisanggarung dan Dinas PSDAP Kabupaten Cirebon. Sembilan dus mie instan dari PKB, 19 Mie Instan dan satu dus sarden dari BKPPP Wilayah III Cirebon, 100 nasi bungkus dari Partai Gerindra dan 300 nasi bungkus dari Partai Demokrat. \"Saat ini bantuan logistik sudah mulai berdatangan, bantuan ini langsung dikirim ke Balai Desa Jagapura Kidul dan Pemerintah Desa. Tim yang akan membagikan. Untuk posko sendiri baru posko relawan yakni dari Tagana. Kami sendiri Rapi bersama Kodim 0620, relawan PKS, PKB, PDIP dan Demokrat. Posko kesehatan pun ada dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon,\" tuturnya. Sementara itu, akibat ketersediaan air bersih serta lingkungan yang tidak memadai, beberapa pengungsi dan korban banjir sudah mulai terserang beberapa penyakit seperti gatal-gatal, diare dan batuk. Warga Desa Jagapura Kidul Blok Barangongan Rt 06/ Rw 02, Kholifah (50) mengatakan, beberapa warga sudah mulai terserang penyakit. Mereka masih mengandalkan posko kesehatan yang didirikan Puskesmas Gegesik. \"Sekarang kami sudah mulai merasa gatal-gatal, ada yang batuk-batuk bahkan diare. Ketersediaan air bersih sangat kurang,\" ujarnya diiyakan pula oleh Tasmi. Datangnya curah hujan akhir-akhir ini (enam hari lalu), kata Kholifah, membuat dirinya dan warga lain tidak bekerja. Pasalnya, mayoritas warga Jagapura ialah berprofesi sebagai tani. Sebelum banjir, areal persawahan pun sudah digenangi air, sehingga sulit untuk melakukan tanam. Apalagi saat ini hampir semua areal persawahan tergenang air. \"Kita tidak bekerja (sebagai buruh tandur) sudah dari enam hari yang lalu, kalaupun nandur atau panen saya pastikan akan gagal dan rugi. Liat saja hingga sekarang sawah masih tergenang air entah sampai kapan? Ini juga merupakan banjir terparah sepanjang tahun 2007 lalu,\" terangnya saat ditemui Radar di pengungsian Balai Desa Jagapura Kidul. Oleh karena itu, pihaknya berterima kasih atas bantuan yang selama ini diberikan sejumlah pihak. Lebih dari itu, ia juga menginginkan agar orang dermawan maupun donatur mau menyumbangkan pakaian layak, seperti pakaian anak, selimut dan uang. \"Bantuan yang lagi dibutuhin buat kami adalah pakaian dan selimut. Kita di sini kedinginan, baju-baju sepertinya basah semua. Kalau bisa uang juga karena terus terang kami sudah berhari-hari tidak bekerja,\" tuturnya. Ditambahkannya, banjir yang melanda Kecamatan Gegesik hampir tiap tahunnya terjadi. Dia meminta agar Pemerintah Kabupaten Cirebon lebih tanggap dalam mengantisipasi persoalan banjir, terutama drainase dan aliran sungai. \"Dan yang paling utama, ke depan harus cepat tanggap, gorong-gorong, drainase dan sungai sering dikeruk,\" tukasnya. Terpisah, Camat Gegesik Sugeng Darsono SH MM melalui petugas Satpol PP Kecamatan Gegesik, Eman Surahman mengungkapkan, hampir seluruh Desa di Kecamatan Gegesik terkena banjir. Hanya saja, empat desa yakni Desa Jagapura Lor, Jagapura Wetan, Jagapura Kidul dan Jagapura Kulon yang hampir seluruh pemukiman (rumah) dan areal persawahan warga terendam banjir. Untuk Desa Jagapura Kidul terdapat 700 rumah (2.850 jiwa) dan areal persawahan seluas 250 ha yang terkena banjir. Desa Jagapura Wetan 177 rumah (708 jiwa) dan areal persawahan seluas 100 ha umur masa tanam 1- 7 hari. Desa Jagapura Kulon 896 rumah (3.584 jiwa) dan areal persawahan seluas 200 ha. Desa Jagapura Lor 147 rumah (588 jiwa) dan areal persawahan seluas 145 ha. Desa Slendra 25 ha sawah, Desa Gegesik Wetan 100 Ha sawah, Desa Gegesik Kulon 80 ha sawah, Desa Gegesik Kidul 75 ha sawah, Desa Sibubut 93 ha sawah, Desa Bayalangu kidul 5 ha, dan Desa Bayalangu lor 250 ha. Total jumlah perumahan yang tergenang air di Kecamatan Gegesik sebanyak 1.920 rumah. Korban yang terkena musibah banjir sebanyak 7.730 jiwa, jumlah areal sawah yang terendam seluas 1.123 ha. \"Alhamdulillah sampai sekarang tidak ada korban jiwa. Untuk kerugian materi masih dalam perhitungan. Tadi juga pak Penjabat Bupati, Pak Kapolres, Kabag Kesra, Muspida lainnya telah meninjau keadaan di sini,\" katanya. (via) FOTO-FOTO: NUR VIA PAHLAWANITA/RADAR CIREBON

Tags :
Kategori :

Terkait