CIREBON, RADARCIREBON.COM – Merebaknya virus Antraks yang menjangkiti hewan ternak, Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon langsung ambil langkah ketat dalam pengawasan hewan ternak di wilayah Kabupaten Cirebon.
Hal itu untuk antisipasi terhadap kasus penyakit Antraks yang terjadi di Gunung Kidul Jogjakarta agar tidak menyebar ke Kabupaten Cirebon.
BACA JUGA:Syekh Panji Gumilang Bicara: Saya Merasakan Tidak Ada Toleransi
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Lis Nuraini mengatakan, pihaknya saat ini melakukan tindakan kewaspadaan agar penyakit Antraks tidak masuk ke Kabupaten Cirebon. Seperti meningkatkan pemantauan kesehatan hewan ternak secara rutin.
“Termasuk, peternak harus melaporkan kejadian kematian hewan yang tidak wajar, ke dinas agar bisa kita tindak lanjuti,” kata Lis kepada Radar Cirebon, Senin 10 Juli 2023.
BACA JUGA:Saat Jokowi Melihat Istimewanya Kertajati, Sampai Bilang: Ada Sesuatu
Selain itu, lanjutnya, Distan juga akan memperkuat lagi pengendalian pengawasan lalu lintas ternak yang masuk ke Kabupaten Cirebon.
Pihak Kesehatan Hewan (Keswan), sambung Lis, akan memeriksa riwayat hewan ternak yang masuk ke Cirebon, dan memastikan hewan tersebut dalam kondisi sehat.
“Hewan yang masuk, kita pastikan tidak sakit dan hewan tersebut tidak berasal dari daerah yang tidak ada laporan kasus antraksnya dalam 20 hari terakhir itu,” jelasnya.
BACA JUGA:Waduh! Polisi Mencatat 15.588 Pelanggar di Hari Pertama Operasi Patuh 2023
Setelah melalui pemeriksaan, kata Lis, hewan ternak yang masuk ke Kabupaten Cirebon juga harus memiliki surat keterangan kesehatan hewan, dan tidak sakit.
Namun, apabila ada yang bergejala dicurigai ke penyakit antraks, pihak Keswan akan berkoordinasi dengan lintas institusi atau lintas sektor.
“Kalau dicurigai kearah sana, mungkin kita juga harus ada koordinasi lintas institusi atau lintas sektor. Karena penyakit antraks ini bisa menularkan kepada manusia. Kita penanganannya terhadap ternaknya. Sedangkan untuk penanganan kepada manusianya adalah di institusi lain,” jelasnya.
BACA JUGA:HORE! Tol Cisumdawu Hari Ini Dibuka, Tarif dari Cileunyi ke Dawuan Rp 1.275 per Kilometer
Disinggung soal penyakit antraks apakah sudah masuk ke Kabupaten Cirebon? Lis Nuraini mengaku belum terdeteksi ada gejala yang mengarah penyakit antraks.
Kendati demikian, pihak Distan memberikan sosialisasi dan edukasi ke para peternak sapi di Kabupaten Cirebon terkait tanda-tanda gejala penyakit antraks.
“Di kita belum ada. Tapi tetap kita melakukan edukasi kepada peternak terkait tanda-tanda penyakit antraks. Kemudian apa saja langkah-langkah pencegahannya yang harus diambil,” tandasnya.
BACA JUGA:Penting! Seluruh Pemain U-17 Indonesia Jalani Tes Psikologi
Diketahui, penyakit Antraks merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri bernama bacillus anthracis, yang membentuk spora.
Penyakit ini umumnya menyerang hewan seperti sapi, domba, dan kambing, tetapi juga dapat menyerang manusia jika terjadi kontak langsung atau bahkan mengonsumsi hewan yang terinfeksi.
Penularan bakteri antraks dapat terjadi melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan spora bacillus anthracis.
BACA JUGA:Jalan Tol Cisumdawu Diresmikan, Ridwan Kamil: Pembebasan Lahan Makan Waktu Panjang dan Berliku
Penyebaran dapat terjadi melalui tiga jalur utama, yaitu melalui kulit, melalui luka terbuka pada kulit, inhalasi atau menghirup spora, dan ingestia atau menelan spora.
Gejala penyakit Antraks pada manusia dapat muncul dalam rentang waktu 1-5 hari setelah terpapar bakteri bacillus anthracis.
Setelah masuk ke dalam tubuh, bakteri Antraks akan berkembang biak dan menghasilkan racun yang dapat menyebabkan penyakit Antraks. (cep)