Belum lagi pengaruh dari fenomena lokal, dan adanya pembelokan arah angin akibat pengaruh MJO.
Misalnya, kecepatan angin yang menjadi lebih rendah karena mengalami pembelokan.
"Sehingga, uap air di bawahnya akan dilepaskan. Jadi, ini hanya merupakan fenomena harian hingga pertengahan bulan ini," tambah Dwikorita.
Meskipun hanya merupakan fenomena harian, Dwikorita menganggapnya memiliki potensi untuk memicu cuaca ekstrem.
BACA JUGA:Bawaslu Usulkan Pilkada 2024 Ditunda, Mahfud MD: Tidak Relevan
Hal ini perlu diperhatikan mengingat di Indonesia, kekeringan dapat terjadi bersamaan dengan bencana banjir dan tanah longsor.
Perlu diwaspadai bahwa hujan saat musim kemarau dapat menyebabkan cuaca ekstrem, seperti hujan deras dan sangat deras.
Hujan deras yang sangat kuat dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi. (*)