Kontainer v Truk, Dua Luka Parah

Rabu 22-01-2014,09:59 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

MAJALENGKA–Kecelakaan lalu lintas kembali terjadi di ruas jalur tengah Cirebon-Bandung. Kali ini, sebuah kontainer nopol L 9857 UJ terlibat tabrakan dengan truk nopol B 7007 PXU, Selasa (21/1) siang sekitar pukul 11.45 WIB. Peristiwa tersebut terjadi di tanjakan Desa Banjaran yang berbatasan langsung dengan Desa Rancaputat Kecamatan Sumberjaya. Akibat musibah tersebut, dua orang sopir dari kedua kendaraan tersebut harus dilarikan ke Rumah Sakit Sumber Waras (RSSW) Kabupaten Cirebon. Kapolsek Sumberjaya Kompol Nino di TKP mengungkapkan, peristiwa itu bermula saat sebuah truk melaju dari arah barat (Bandung) menuju Cirebon. Diduga akibat jalanan licin mengingat kondisi cuaca turun hujan membuat sopir truk Sumedi (36), warga Desa Tulaan Rt 02 Rw 02, Kecamatan Sino, Kabupaten Ngawi tidak bisa mengendalikan laju kendaraannya. Tabrakan pun tidak bisa dihindari. Meski tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut, kondisi kedua sopir mengalami luka parah di bagian kaki. Adapun sopir kontainer yakni Taofik Ihwan Gojali mengalami luka patah kaki. “Berdasarkan keterangan sejumlah saksi mata di TKP, diduga sopir truk menyalip kendaraan dan menabrak kontainer dari arah berlawanan. Kini kasus tersebut langsung ditangani Satlantas Polres Majalengka,” ungkapnya. Akibat musibah tersebut, jalur tengah sempat mengalami macet beberapa jam akibat kondisi badan kontainer menutupi badan jalan. Pihak kepolisian juga merekayasa lalu lintas dengan cara membuka tutup dengan satu arah untuk mengurangi kemacetan panjang. Proses evakuasi sejatinya juga cukup terhambat akibat kendaraan derek enggan untuk menarik bangkai kontainer mengingat kondisi mobil tersebut terlalu besar. “Awalnya sopir mobil derek pikir-pikir untuk menarik bangkai kendaraan kontainer karena di lokasi kondisi jalan cukup menanjak. Namun setelah dikonfirmasi ke supirnya, kendaraan tersebut tidak mengangkut apa-apa. Alhamdulillah proses evakuasi pun berjalan lancar dan kondisi lalu lintas pun kembali normal mesti sebelumnya mengalami kemacetan sekitar lebih dari 2 kilometer,” tuturnya. Warga setempat, Radiah (48) mengatakan, jalur turunan di lokasi tersebut memang kerap terjadi kecelakaan lalu lintas. Hal ini diakibatkan tidak ada rambu-rambu jalan baik sebelah barat maupun timur. “Seharusnya sekitar 100 meter sebelum memasuki jalur ini bisa ada rambu-rambu perhatian. Karena dalam setiap tahun di jalan ini selalu terjadi kecelakaan baik kendaraan sepeda motor maupun tabrakan mobil,” tandasnya. (ono)

Tags :
Kategori :

Terkait