BANDUNG, RADARCIREBON.COM - Dinas Kesehatan Jawa Barat bersama Kemenkes RI dan Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) Indonesia meluncurkan aplikasi HealthHeores Nutrihunt di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat Jumat (21/7/2023).
HealthHeroes Nutrihunt adalah aplikasi untuk memindai kandungan nutrisi makanan. Fungsi aplikasi ini untuk meningkatkan kesadaran bagi masyarakat khususnya remaja agar lebih peduli terhadap hak informasi makanan melalui pengecekan lebel pangan kemasan.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja menuturkan, informasi tentang kandungan nutrisi dalam makanan sangat penting bagi masyarakat. Bahkan, kata dia, di negara maju label kalori dan nutrisi wajib tercantum.
"Tujuannya itu adalah bahwa kita sebagai konsumen akan tahu persis bahwa kandungan dalam pangan itu apa. Jadi kalorinya berapa, kandungan lemak, karbohidrat, dan lain sebagainya. Dan itu di negera maju sesuatu yang diharuskan," kata Setiawan.
BACA JUGA:Digugat Panji Gumilang Rp 5 Triliun, Mahfud MD: Biar Saja, Kita Takkan Terkecoh
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2018 menunjukkan, terdapat 25,7 persen remaja usia 13-15 tahun dan 26,9 persen remaja usia 16-18 tahun memiliki status gizi pendek dan sangat pendek.
Lalu, 8,7 persen remaja usia 13-15 tahun dan 8,1 persen remaja usia 16-18 tahun tergolong dengan kondisi kurus dan sangat kurus serta 3-4 dari 10 remaja menderita anemia.
Di sisi lain, prevalensi berat badan lebih dan obesitas sebesar 16,0 persen pada remaja usia 13-15 tahun dan 13,5 persen pada remaja usia 16-18 tahun.
Salah satu faktor penyebab terjadinya tren kenaikan prevalensi berat badan berlebih dan obesitas adalah buruknya pola makan remaja.
BACA JUGA:Anniversary ke-9, Komunitas Motor Box Cirebon Touring Religi ke Makam Walisongo
"Fenomena gizi ini sangat terkait juga dengan fenomena stunting sebetulnya. Alhamdulillah untuk di Jawa Barat ini, tadi saya sampaikan bahwa survei SSGI terakhir di tahun 2022, kita menurun kurang lebih di 4 persen, dari 24,5 persen menjadi 20 persen," paparnya.
Setiawan menambahkan, selama ini masyarakat belum familiar dengan menghitung jumlah kalori dan kandungan nutrisi makana.
"Oleh karena itu, kadang di label diharuskan gizi ini sekian cuman jarang dibaca karena kurang menarik, kurang gede, dan kurang melihat seperti apa, cuman kecil-kecil saja. Oleh karena itu, dengan aplikasi ini kita bisa langsung scan kode batang, hasilnya langsung kelihatan ada gambar dan lainnya, kandungannya lengkap," tutur Setiawan.
Di tempat yang sama, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Vini Adiani Dewi menambahkan, aplikasi ini diharapkan bisa mengedukasi para remaja untuk membiasakan membaca informasi gizi pada makanan. Selain bisa melihat kandungan nutrisi, masyarakat juga bisa ikut melaporkan kandungan nutrisi makanan kemasan.
BACA JUGA:Ingin Belikan Rumah untuk Orangtua, Tersangka Ini Donor dan Gabung ke Sindikat Jual Beli Ginjal